Minggu, 21 Juli 2024 – 00:42 WIB
Dhaka – Demonstrasi mahasiswa di ibu kota Bangladesh – Dhaka berakhir ricuh dan perkelahian berdarah. Tragedi tersebut merenggut nyawa 110 orang.
Baca juga:
UI mengonfirmasi bahwa tidak ada informasi yang diretas untuk dijual
Berdasarkan data yang dilaporkan dari Rumah Sakit Dhaka Medical College Al Jazeera, Hingga Sabtu malam, 20 Juli 2024, terdapat penambahan jenazah sebanyak 27 orang sehingga totalnya menjadi 110 orang.
Pengunjuk rasa mahasiswa merusak fasilitas umum dan melakukan kekerasan. Akibat bentrokan tersebut, pihak berwenang melaporkan sedikitnya 300 petugas polisi terluka.
Baca juga:
Pemerintah mengurangi kuota PNS, kerusuhan pun terjadi di Bangladesh
Pemerintah Bangladesh terus menerapkan pemadaman internet di negara berpenduduk 170 juta jiwa itu mulai Kamis, 18 Juli 2024. Langkah ini diambil untuk menyiarkan acara yang lebih besar.
Baca juga:
Resmi dirilis, trailer The Missing Lecturer memperlihatkan kengerian mahasiswa yang diajar oleh dosen pembunuh
Dengan diblokirnya internet, layanan SMS dan panggilan telepon ke luar negeri masih terganggu.
Bahkan laporan dari bbc, ribuan pengunjuk rasa menyerang stasiun televisi pemerintah Editor. Situasi ini menghambat penyiaran televisi, termasuk terganggunya layanan komunikasi.
Selain itu, tentara juga terpaksa mengerahkan ribuan mahasiswa untuk mengawal demonstrasi.
Kerusuhan ini disinyalir disebabkan oleh tingginya angka pengangguran di kalangan pemuda Bangladesh. Sekitar seperlima dari 170 juta orang kehilangan pekerjaan dan pendidikan.
Para pengunjuk rasa menuntut pemerintah Bangladesh mengakhiri kuota perekrutan pegawai pemerintah atau pegawai negeri yang diterapkan di negara tersebut.
Dalam aksinya tersebut, para pengunjuk rasa menuntut pemerintah mengalokasikan 30 persen pegawai pemerintah atau PNS untuk keluarga para pahlawan. Para pahlawan yang dimaksud mirip dengan para pejuang yang berjuang dalam perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan tahun 1971.
Halaman selanjutnya
Selain itu, tentara juga terpaksa mengerahkan ribuan mahasiswa untuk mengawal demonstrasi.