BRIN menyatakan belum ada waktu pasti kapan megatrust akan terjadi di Indonesia

Jumat, 30 Agustus 2024 – 17:41 WIB

Jakarta, VIVA – Nuraini Rahma Hanifa, pegawai Pusat Penelitian Bencana Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan belum ada kepastian kapan gempa Megathrust akan terjadi di Indonesia.

Baca juga:

Menurut Badan Geologi, Gunung Avu telah mengalami 165 kali gempa vulkanik tingkat rendah.

“Kalau ada informasi tanggal, bulan dan tahun gempa bisa dipastikan itu hoax, tapi kalau peristiwa Megathrust itu benar terjadi. Kapan bisa terjadi? Dalam lima menit, setelah 100 tahun. bisa terjadi, kata Nuraini dalam diskusi Megathrust yang berlangsung secara daring di Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024.

Meski prediksi secara spesifik belum bisa dibuat, Nuraini menjelaskan, bencana gempa besar seperti Megatrust bisa saja terulang kembali di masa mendatang, karena bencana tersebut sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu.

Baca juga:

Memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam

Contoh – Seismograf mencatat getaran gempa bumi.

Lokasi bencana ini, kata dia, akan terjadi di sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa, mengingat kawasan tersebut merupakan zona pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia yang rawan. untuk tabrakan.

Baca juga:

Di Yogyakarta terjadi gempa berkekuatan 5,8 SR, atap air terjun Pasar Sleman

Nuraini menjelaskan, ada periode tertentu pada gempa besar, seperti gempa Megatrust. Ia mengatakan, semakin besar gempa, maka siklusnya akan semakin panjang.

Menurut dia, gempa dahsyat yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 memiliki siklus setiap 600 tahun sekali. Namun periode tersebut hanya berlaku pada titik gempa yang sama, sehingga setiap titik mempunyai periode gempanya masing-masing.

“Pergerakan lempengnya juga bisa kita ukur, besarnya energinya, tapi bagaimana pelepasannya, kita belum tahu. Jadi bisa lepas seperti gempa Pangandaran yang (kekuatannya) kecil, bisa juga. besar. Gempa Aceh,” ujarnya

Petugas BPBD akan menandai lokasi gempa. (foto).

Petugas BPBD akan menandai lokasi gempa. (foto).

Foto:

  • tvOne/ Teguh Joko Sutrisno (Semarang)

Nuraini melanjutkan sambutannya, terjadi pergeseran dimana-mana. Misalnya saja Pulau Jawa yang mempunyai potensi pergeseran lempeng bumi rata-rata 6 cm per tahun, dengan siklus gempa diperkirakan terjadi setiap 400-600 tahun sekali, dan potensi pergeseran lempeng terjadi secara bertahap atau sesekali. .

“Kalau 400 tahun kita kalikan 6 cm, jadinya 24 m ya, kalau 24 meter mau pindah sekaligus, kita hitung akan mendapat angka (kemungkinan gempa) skala 8,8 derajat. Artinya, kalau bagian Selat Sunda, tapi kalau bagian Pulau Jawa, maka “kekuatannya 9, mirip dengan gempa di Aceh dan Jepang”.

Namun dengan intensitas gempa yang sama seperti di Aceh, Nouraini menegaskan Jepang memiliki angka kematian yang lebih rendah, sekitar 1/10 dari jumlah korban tewas di Aceh.

Oleh karena itu, ia menghimbau semua pihak untuk bekerja sama dalam upaya bantuan bencana yang tepat guna mengurangi risiko bencana sehingga dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa jika terjadi gempa bumi. (semut)

Halaman berikutnya

Menurut dia, gempa dahsyat yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 memiliki siklus setiap 600 tahun sekali. Namun periode tersebut hanya berlaku pada titik gempa yang sama, sehingga setiap titik mempunyai periode gempanya masing-masing.

Halaman berikutnya



Sumber