Sabtu, 21 September 2024 – 07:36 WIB
Jakarta, VIVA – Inovasi dalam dunia perbankan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan hidup. Salah satu langkah spesifik yang patut mendapat perhatian adalah pengenalan kartu kredit daur ulang. Kartu kredit yang terbuat dari bahan daur ulang seperti plastik PVC (Polivinil Klorida) daur ulang merupakan kemajuan baru dalam industri keuangan yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, namun juga berperan dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Baca juga:
Mendag menyebut ESG perlu dan menentukan bagi pembangunan ekonomi masa depan
Kartu kredit yang terbuat dari bahan daur ulang menonjolkan keunikan utamanya dalam hal keberlanjutan. Pindah.
Penggunaan material PVC daur ulang memungkinkan terjadinya pengurangan sampah plastik yang biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau lingkungan. Setiap kartu kredit yang dicetak menggunakan bahan daur ulang mampu mengurangi sampah plastik sebesar 3,18 gram per kartu, sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 7 gram. Meskipun jumlah ini mungkin tampak kecil, namun jika diterapkan dalam skala besar, dampak pengurangan jejak karbon dan polusi plastik di seluruh dunia akan sangat besar.
Baca juga:
Pinjaman online dan kartu kredit, mana yang lebih menguntungkan? Berikut penjelasannya
Bahan daur ulang yang digunakan dalam kartu kredit ini juga memperpanjang siklus hidup plastik, mengurangi kebutuhan untuk memproduksi plastik baru dan secara langsung membantu mengurangi permintaan terhadap sumber daya alam yang terbatas. Dengan demikian, penggunaan kartu kredit daur ulang mencerminkan komitmen bank terhadap keberlanjutan dan peran aktifnya dalam menjaga lingkungan.
Baca juga:
Strategi Terminal Energi Pertamina meningkatkan keamanan di kawasan terminal BBM Baubau
Hal inilah yang dilakukan Bank DBS Indonesia dengan kartu kredit digibank Z Visa Platinum. Bank DBS Indonesia menyatakan produk tersebut diluncurkan sebagai bagian dari kampanye #IEarnedDiz yang bertujuan untuk mengedukasi generasi muda khususnya Gen Z dan Milenial tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang cerdas sekaligus menjaga lingkungan. Inisiatif ini merupakan bukti nyata bahwa inovasi teknologi keuangan dapat berjalan seiring dengan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Dalam studi yang dikutip Bank DBS Indonesia, ditemukan bahwa 73% generasi muda, khususnya Gen Z dan Milenial, bersedia membayar lebih untuk produk yang berdampak positif terhadap lingkungan. Kesadaran tersebut menjadikan pengenalan kartu kredit berbahan daur ulang sebagai langkah tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Generasi ini dikenal sebagai kelompok yang sangat peduli terhadap isu keberlanjutan, sosial, dan personal dalam setiap keputusan konsumen yang diambilnya.
Ari Lastina, Head of Business Cards and Loans PT Bank DBS Indonesia, menegaskan peluncuran kartu kredit ini untuk memberikan solusi keuangan yang tidak hanya praktis tetapi juga mendukung nilai-nilai lingkungan yang dijunjung generasi muda. Kartu kredit yang terbuat dari bahan daur ulang ini memungkinkan nasabah menikmati layanan keuangan yang fleksibel, seperti fitur keterlambatan pembayaran 0% hingga 6 bulan, serta akses ke berbagai promosi eksklusif, sekaligus memberikan dampak positif terhadap lingkungan. memperhatikan.
Salah satu keunikan kartu kredit daur ulang bahan yang diluncurkan Bank DBS Indonesia adalah kemitraannya dengan Waste4Change, sebuah wirausaha sosial yang fokus pada pengelolaan sampah. Dalam kemitraan ini, nasabah pengguna kartu kredit digibank Z Visa Platinum dapat berkontribusi langsung dalam upaya perlindungan lingkungan. Sebagian dari transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu ini akan disumbangkan untuk kampanye pembersihan Sungai Silivung dari sampah plastik yang berlangsung mulai 18 September hingga 31 Desember 2024.
Halaman berikutnya
Sumber: adalah