Jaringan Pengusaha Nasional Tegaskan Musyawarah Nasional Kadin Bukan Inisiatif Anindya Bakri

Sabtu, 21 September 2024 – 10:10 WIB

Jakarta, VIVA- Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) yang diselenggarakan pada Sabtu, 14 September 2024 di Jakarta disetujui atas inisiatif Ketua Umum Kamar Dagang Daerah (Kadinda). dan Asosiasi Badan Usaha Anggota Luar Biasa (ALB).

Baca juga:

Agen Khusus Arsjad Rasjid melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke polisi

Hal itu bukan atas inisiatif Presiden terpilih Jenderal Anindya Novyan Bakrie, dan tidak ada permintaan atau usulan dari pengusaha nasional yang akrab disapa Anin. Segala proses menjelang Munas diatur oleh anggota. Selain itu, penyelenggaranya adalah anggota senior.

Hal itu dibenarkan langsung Ketua Harian Jaringan Pengusaha Nasional Vidyanto Saputro pada Jumat, 20 September 2024.

Baca juga:

Kunjungan Menteri Perindustrian Anindya Bakri: Hai Abang Ketua Kadin!

Ketua Kadin Anindya Bakri, seminar Kadin bersama Menteri Hukum dan HAM

Vidiyanto mengatakan, selama beberapa bulan terakhir, para pengusaha yang tergabung dalam Kadin dan asosiasi dunia usaha seperti ALB ingin agar Kadin yang merupakan organisasi pengusaha bisa selaras dengan program pemerintah.

Baca juga:

Mendag Zulkhas mengunjungi Ketua Kadin Anindya Bakri.

Pihaknya sudah berkomunikasi dengan sejumlah rekan di Kadin sejak Juli lalu. Hal itu dilakukan karena di penghujung tahun 2023 muncul suara kekhawatiran terhadap posisi Kadin yang dinilai jauh dari pemerintah.

Sejak awal kampanye Pilpres 2024, sejumlah pengurus Kadinda merasa tidak lagi terpanggil untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda). Jika Kadinda mengadakan acara pemberdayaan pengusaha lokal, misalnya, maka pemerintah daerah tidak akan mau berpartisipasi karena tidak berani atau khawatir dianggap pendukung salah satu pasangan calon di Pilpres 2024. .

Begitu pula dengan Arsjad Rasjid yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan memilih menjadi ketua tim nasional pemenang (TPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranovo dan Mahfud MD.

Vidyanto menambahkan, pihaknya bisa memahami sikap pemerintah daerah yang menjaga jarak dengan Kadin. Karena kita sebagai aparatur sipil negara (ASN) harusnya netral. Di sisi lain, Arsjad Rasid selaku orang nomor satu di Kadin saat itu mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024.

Oleh karena itu, Kadin berhati-hati karena dianggap tidak netral. Hubungan Kadin yang seharusnya menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan ekonomi menjadi tidak nyaman, kata Vidyanto dalam keterangannya, Sabtu, 21 September 2024.

Lebih lanjut Vidyanto mengungkapkan, Kadin saat itu dinilai kurang aktif mewakili kepentingan industri dan dunia usaha pada umumnya. Misalnya saja saat ada persoalan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Ketentuan Impor, Kadin saat itu tak angkat bicara.

Bahkan, banyak asosiasi yang mencoba mempermasalahkan Permendag 36/2023.

“Akhirnya ada asosiasi lain yang mengambil inisiatif, yaitu Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo),” ujarnya.

Begitu pula ketika harga gas menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku perdagangan keramik nasional, Kadin saat itu tidak berperan dalam mediasi dengan pemerintah. Oleh karena itu, asosiasilah yang mengambil langkah sendiri untuk menjawab tantangan yang mereka hadapi.

Dalam kondisi seperti ini, para pengurus asosiasi berkumpul dan menegaskan bahwa anggota Kadin tidak akan terbantu jika tidak satu frekuensi dengan pemerintah.

“Kondisinya berbahaya. Jika Kadin tidak bisa sejajar dengan pemerintah, maka Kadin akan tertinggal dalam banyak hal. “Hal ini akhirnya membuat Kadinda dan ALB menuntut diadakannya konferensi nasional,” ujarnya.

Halaman berikutnya

Akibatnya, Kadin mewaspadai hal itu, karena tidak netral. Hubungan Kadin yang seharusnya menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan ekonomi menjadi tidak nyaman, kata Vidyanto dalam keterangannya, Sabtu, 21 September 2024. .

Halaman berikutnya



Sumber