Khoifa: Tak pernah bosan menyerukan perdamaian bagi bangsa Palestina

Sabtu, 21 September 2024 – 21:32 WIB

Surabaya, LANGSUNG – Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifa Indar Parawansa mengatakan, Hari Perdamaian Internasional (IDP) merupakan momen penting bagi negara-negara di dunia untuk terus menyerukan perdamaian bagi rakyat Palestina.

Baca juga:

Dukungan mayoritas warga NU dinilai menambah kekuatan Khofifa-Emil di Pilgub Jatim.

Konflik dan krisis kemanusiaan di Palestina harus segera dihentikan. Jika semua negara bersinergi memperkuat solidaritas, bukan tidak mungkin tercipta perdamaian di dunia ini, kata Khofifa di Surabaya. . Sabtu, 21 September 2024.

Hari Perdamaian Internasional sendiri diperingati setiap tanggal 21 September. Tujuan perayaan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perdamaian di seluruh dunia.

Baca juga:

Fadli Zon menyerukan dunia mengambil langkah konkrit untuk mengimplementasikan resolusi PBB mengenai Palestina

FILE – Warga berjalan di antara bangunan yang hancur di kota Shujaiya, Gaza, Palestina, pada 11 Juli 2024.

Foto:

  • ANTARA/Xinhua/Abdurahman Salama

Khofifa mengatakan, Hari Perdamaian Internasional dapat menjadi dorongan yang tepat untuk terus meningkatkan kesadaran global terhadap konflik kemanusiaan di Palestina. Salah satunya adalah memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan tentang perdamaian dan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina.

Baca juga:

Pemukim ilegal Israel, yang dilindungi oleh militer, menyita domba dari keluarga Palestina di Tepi Barat

“Perdamaian merupakan proses yang memerlukan komitmen bersama dan keterlibatan berbagai pihak. Termasuk pentingnya solidaritas global untuk menunjukkan dukungan melalui tindakan damai,” ujarnya.

Menurutnya, perdamaian bukan sekadar tidak adanya perang, perdamaian merupakan proses yang dinamis dan partisipatif. Proses ini menuntut setiap individu, masyarakat, dan bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam penyelesaian konflik melalui dialog terbuka dan kerja sama.

Lebih lanjut Khoifa mengatakan, Hari Perdamaian Internasional bukan sekadar hari libur. Namun, hal ini harus menjadi momen refleksi bagi seluruh umat manusia, terhadap perdamaian, terutama konflik.

Serangan di Gaza Palestina

Serangan di Gaza Palestina

“Libur ini juga merupakan seruan untuk melawan ketidakadilan, mengurangi dampak perubahan iklim dan memperjuangkan hak asasi manusia di seluruh dunia,” ujarnya.

Yang tidak kurang, kata dia, adalah bagaimana kita membangun budaya damai. Apalagi di tengah perbedaan budaya, suku, dan agama, saling pengertian dan toleransi sangatlah penting. (semut)

Halaman selanjutnya

Menurutnya, perdamaian bukan sekadar tidak adanya perang, perdamaian merupakan proses yang dinamis dan partisipatif. Proses ini menuntut setiap individu, masyarakat, dan bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam penyelesaian konflik melalui dialog terbuka dan kerja sama.

Halaman selanjutnya



Sumber