Pada hari dimana kaum tani berjuang demi kepentingan elit, rakyat yang lelah bereaksi terhadap perjuangan kelompok buruh

Sabtu, 21 September 2024 – 15:21 WIB

Jakarta, VIVA- Muhammad Chaerul, peneliti dan pemerhati Center for Islamic and Ethnic Studies (CIE), mengatakan gerakan unsur buruh yang akan digalakkan di Hari Tani nampaknya jauh dari esensi perjuangan kesejahteraan petani. .

Baca juga:

Perayaan Hari Tani menjadi sorotan karena bermotif politik

Menurutnya, aksi tersebut telah berpindah ke arena politik yang sangat membosankan dan merugikan petani.

“Apa yang diperjuangkan dalam aksi ini harus memenuhi kebutuhan dasar petani, seperti akses terhadap lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka. Namun sayangnya, isu yang diangkat lebih banyak untuk kepentingan politik. “Makin rumit bahkan membuat petani bosan,” kata Chaerul kepada media, Sabtu (21/9/2024).

Baca juga:

Menyoroti kekurangan pupuk mineral, Setyo Wahono berjanji akan memperkuat sektor pertanian Bojonego

“Masyarakat sudah muak dengan perilaku dan kebisingan mereka demi kepentingan masyarakat. Padahal, ada kepentingan kaum pekerja untuk ikut terlibat dalam isu Hari Tani, ujarnya lagi.

Baca juga:

Badan Pangan Nasional menyatakan kenaikan harga beras membuat para petani gembira

Chaerul menilai gerakan tersebut bukan sekedar memperjuangkan hak petani, namun memiliki tujuan politik tersembunyi. Ia juga menekankan dampak negatif dari tindakan tersebut terhadap masyarakat, terutama para pemimpin yang khawatir dengan kemacetan pasca aksi demonstrasi.

Chaerul mengkritisi pemberitaan yang beredar di media sosial yang menyebut tuntutan massa aksi justru berujung persoalan politik hingga seruan penangkapan dan penuntutan terhadap Jokowi.

“Dalam demonstrasi Hari Tani itu diangkat isu penangkapan dan persidangan terhadap Jokowi? Ini sesuatu yang tidak masuk akal. Harusnya yang utama perhatiannya pada kesejahteraan petani, tapi yang ditekankan adalah isu politik,” ujarnya. stres.

Ia pun menilai tuntutan seperti itu kehilangan esensi perayaan Hari Tani Nasional. Apa yang seharusnya menjadi pendorong perjuangan hak-hak petani, kini malah dipolitisasi untuk kepentingan kelompok tertentu.

Chaerul mengkritik, “Masyarakat sudah bosan melihat kerusuhan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, sementara hanya kelompok politik tertentu yang diuntungkan.”

Ia mengimbau masyarakat lebih kritis menyikapi tindakan tersebut, terutama yang berkonten politik.

“Gerakan yang tidak menyentuh inti permasalahan petani hanya akan merugikan petani. “Petani tidak boleh tertipu oleh kelompok yang mengatasnamakan petani,” tutupnya.

Halaman selanjutnya

“Dalam demonstrasi Hari Tani itu diangkat isu penangkapan dan persidangan terhadap Jokowi? Ini sesuatu yang tidak masuk akal. Harusnya yang utama perhatiannya pada kesejahteraan petani, tapi yang ditekankan adalah isu politik,” ujarnya. stres.



Sumber