BKPM memproyeksikan nilai investasi hilir mencapai 8,1 miliar pada tahun 2040

Rabu, 25 September 2024 – 19:18 WIB

Jakarta, VIVA – Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM menantikan prakiraan investasi di sektor hilir hingga tahun 2040. Harapan tersebut juga tertuang dalam peta jalan 2022-2040 menuju Indonesia Emas 2045.

Baca juga:

Mendukung sektor pertambangan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, MIND ID mengungkap sejumlah proyek hilirisasi

Direktur Perencanaan Hilirisasi, Perikanan, Kelautan, dan Pertanian Kementerian Investasi/BKPM Muhammad Faizal berharap proyeksi investasi di sektor hilir mencapai US$618,1 miliar. Oleh karena itu, jika angka tersebut tercapai maka akan berdampak pada produk domestik bruto (PDB) sebesar US$ 235,9 miliar.

“Peta jalan ini kita harapkan dari tahun 2022-2040 menuju Indonesia Emas 2045, dan nilai investasi yang kita harapkan dari hilirisasi ini akan menjadi US$618,1 miliar pada tahun 2040,” kata Faisal dalam diskusi Investortrust Future Forum bertajuk ‘Diversifikasi PMA dalam Investasi Berkelanjutan’ ‘ diselenggarakan di Hotel Sultan Jakarta, Rabu 25 September 2024.

Baca juga:

BKPM mengungkap nilai tambah nikel bisa mencapai 67,7 kali lipat

Badan Koordinasi Kementerian Penanaman Modal/Penanaman Modal (BKPM)

Foto:

  • Kementerian Investasi/BKPM

“Dampak PDB-nya 235,9 miliar dolar, penyerapan tenaga kerja 3 juta orang, dan kapasitas ekspor juga 857 miliar dolar dari 28 barang ini. Lalu kenapa barang-barang ini, 28 barang ini diambil, karena ini adalah sumber daya alam yang kita miliki, – lanjut dia memberi

Baca juga:

Banyak tantangan yang dihadapi dalam pembentukan IKN dan mutasi ASN

Faizali mengatakan ada 28 komoditas yang akan membawa nilai investasi bagi industri hilir. Diantaranya adalah industri mineral, batubara, minyak bumi, gas alam, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.

“Seperti yang kita ketahui bahwa nikel, potensi nikel kita nomor 1 dunia, potensi timah nomor 2 dunia, bauksit nomor 6, jadi sawit, sawit nomor 1 dunia, kelapa nomor 1, karet nomor 12, udang nomor 3″, lele, tuna, cakalang, tuna nomor 1 dunia, kepiting nomor 2 dan seterusnya,” ujarnya.

“Nah, inilah kekayaan alam Indonesia yang bisa kita manfaatkan untuk mendongkrak perekonomian kita. Sejak dulu, sejak zaman kolonial, kami selalu mengirim bahan baku, bahan baku ke luar negeri,- lanjut Faizal.

Sekadar informasi, pada tahun 2023, total nilai realisasi sektor hilir mencapai Rp375,4 triliun. Perolehan nilai ini akan berkontribusi hingga 26 persen terhadap perolehan investasi pada tahun 2023.

Padahal, pada semester I tahun 2024, 21,9% dari total volume pelaksanaan semester I berasal dari pelaksanaan investasi perusahaan pelaksana operasional hilir.

Halaman berikutnya

“Nah, inilah kekayaan alam Indonesia yang bisa kita manfaatkan untuk mendongkrak perekonomian kita. Sejak dulu, sejak zaman kolonial, kami selalu mengirim bahan baku, bahan baku ke luar negeri,- lanjut Faizal.

Halaman berikutnya



Sumber