Pakar dan praktisi teknologi berkumpul untuk membahas peran AI dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia

Jakarta, VIVA – PT Infrastruktur Generasi Indonesia (REFO) akan menjadi tuan rumah Indonesia Future of Learning Summit (IFLS) 2024 di Jakarta. Pakar dan praktisi teknologi dari Indonesia, Singapura, Inggris, dan Kanada berkumpul untuk membahas peran kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan pendidikan di Indonesia di masa depan.

Baca juga:

Apakah Anda kehabisan uang? Inilah rahasia perencanaan keuangan keluarga yang baik

Sekitar 300 peserta mengikuti acara ini, yang antusias mengikuti setiap sesinya. Peserta ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari DKI Jakarta hingga Kalimantan Timur.

Pepita Gunawan, pendiri dan direktur eksekutif REFO, mengatakan AI berkembang pesat dan mengubah lanskap pendidikan secara dramatis. Kehadirannya membawa peluang dan risiko, sehingga lembaga pendidikan harus cerdas dalam memilih, memetakan, dan mengintegrasikan berbagai alat bertenaga AI tersebut untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Baca juga:

Permasalahan geopolitik, stabilitas keamanan Indo-Pasifik menjadi perhatian Lemhanna

“Di Indonesia belum banyak konten yang membahas AI di bidang pendidikan secara mendalam. Apa kebijakan dan regulasinya, bagaimana kita memilih AI yang tepat. Ini belum banyak dibahas. Faktanya, manfaat AI tidak banyak. hanya sebagai ‘asisten pribadi’, namun AI juga bisa membantu kita memecahkan masalah sulit Dan rumit di dalam lingkungan pendidikankata Pepita dikutip dari keterangannya, Jumat 27 September 2024.

Kecerdasan Buatan (AI).

Baca juga:

Membantu mengembangkan kreativitas dan pemikiran logis anak untuk mempersiapkan inovator masa depan

Ia menjelaskan, diskusi serius mengenai AI, khususnya di bidang pendidikan, jarang terjadi di Indonesia. Namun suka atau tidak suka, AI telah menjadi bagian integral dari industri ini. Jika institusi pendidikan tidak bereaksi cepat, penggunaan AI dalam dunia pendidikan, khususnya oleh pelajar, berpotensi menjadi liar.

Oleh karena itu, institusi pendidikan harus mampu menciptakan “tempat berlindung” bagaimana AI dapat digunakan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, harus ada kebijakan dan regulasi seputar AI, setidaknya di tingkat institusi.

“AI dapat membantu kita mempersonalisasi pembelajaran agar menjadi lebih baik keterlibatan siswa. Bahkan AI juga bisa membantu kita dalam pemeliharaan kesejahteraan mental siswa dan berikan mereka mendukung apa yang dibutuhkan guru,” imbuhnya.

Ia mengatakan REFO bertujuan untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas melalui pemanfaatan teknologi, khususnya AI. Dengan berkembangnya AI dan alat digital lainnya, siswa di Indonesia dapat memiliki akses lebih besar terhadap materi pendidikan yang dipersonalisasi dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka. REFO juga mendorong adopsi teknologi AI dalam sistem pendidikan Indonesia dan mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan global.

“Kami percaya AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita, dan acara ini merupakan peluang untuk mengembangkan strategi dan kemitraan baru yang akan membawa perubahan positif,” ujarnya.

IFLS 2024 mengundang pembicara utama yang merupakan pakar AI seperti Dr. Ego Obi dari Inggris adalah mantan eksekutif Google dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang kecerdasan buatan dan kecerdasan buatan. Dalam sesinya, Ego memberikan informasi tentang cara mengatasi tantangan etika AI dalam pendidikan serta langkah-langkah praktis untuk mengintegrasikan AI ke dalam pendidikan.

Naudy Valdrino, juga seorang veteran pemerintahan dan kebijakan publik salah satu pendiri ACE Petualangan Indonesia. Reno membahas pengelolaan dan kesiapan AI di Indonesia, menekankan pentingnya menyiapkan infrastruktur dan kebijakan yang tepat untuk mendukung integrasi AI dalam dunia pendidikan.

Jeff Lee dari Singapura, CEO dan pendiri Zoala, sebuah platform AI untuk kesehatan mental remaja. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang teknologi dan kesehatan mental, Jeff berbagi bagaimana AI dapat meningkatkan literasi kesehatan mental dalam pendidikan dan penerapan teknologi AI terkait kesehatan mental untuk meningkatkan pengalaman belajar mengajar.

Selain sesi utama, IFLS 2024 juga memperkenalkan sesi “Ter AI AI”, dimana tiga praktisi teknologi pendidikan antara lain Steven Sutantro, Devi Yulianti dan Adi Iskandar mendemonstrasikan penerapan penggunaan AI di kelas untuk meningkatkan pembelajaran siswa telah memberi pekerjaan

Sekitar 300 peserta antusias dan aktif mengikuti setiap sesinya. Banyak pertanyaan yang diajukan kepada seluruh pembicara. Kedalaman materinya, apalagi dengan penyampaian contoh yang beragam. Pematerinya sangat berpengetahuan dibidangnya, ujar Winda Veronica Silahi salah satu peserta Sekolah Nanyang Zhi Hui Medan.

“Acara ini meyakinkan saya bahwa AI di sekolah dapat diterapkan secara terbatas sesuai dengan misi dan nilai-nilai sekolah. “Juga memberikan informasi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan AI di lingkungan sekolah,” ujar Ferry Chandra, salah satu pimpinan Yayasan BPK PENABUR yang hadir pada IFLS 2024.

Halaman berikutnya

“AI dapat membantu kita mempersonalisasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Faktanya, AI juga dapat membantu kita menjaga kesehatan mental siswa dan memberikan dukungan yang dibutuhkan guru, ujarnya.

Halaman berikutnya



Sumber