Minggu, 29 September 2024 – 08:42 WIB
Jakarta, VIVA – Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mempertanyakan kebenaran pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada sesi debat umum Sidang ke-79 Majelis Umum PBB. Netanyahu juga mengklaim bahwa Israel menginginkan perdamaian.
Baca juga:
Ubud menjadi tempat cerita rakyat Palestina: sebuah sejarah yang tak terlupakan
Kedua pertunjukan ini dijadwalkan sehari kemudian. Netanyahu hadir di platform Majelis Umum pada Jumat (27/9). Sehari kemudian, Sabtu (28/9), Retno juga memaparkan posisi Indonesia pada forum yang sama di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat.
“Kemarin Perdana Menteri Netanyahu menyatakan ‘Israel menginginkan perdamaian’, ‘Israel menginginkan perdamaian’. Apakah ini benar? Bagaimana kita bisa mempercayai pernyataan ini?” kata Menlu, dikutip Minggu, 29 September 2024
Baca juga:
Indonesia menarik diri saat pidato Perdana Menteri Israel Netanyahu di PBB
Menurut Retno, cara yang harus dilakukan negara-negara di dunia adalah dengan memberikan tekanan kepada Israel agar kembali pada solusi politik, yakni solusi dua negara. Usai itu, pernyataan Menlu tersebut disambut tepuk tangan meriah para delegasi yang hadir.
Baca juga:
Dewan Eropa: Keamanan Israel akan terus berlanjut jika negara Palestina didirikan
“Kemarin, ketika dia berada di sini, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Beirut. Perdana Menteri Netanyahu ingin perang terus berlanjut. ‘Kita harus menghentikannya, sekali lagi kita harus menghentikannya,'” katanya.
Kemudian, Retno menekankan sejumlah hal yang bisa dilakukan negara-negara di dunia secara kolektif, seperti yang juga disampaikannya dalam forum PBB lainnya.
“Saya menghimbau kepada negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukan hal tersebut sekarang juga! Jika kita masing-masing melakukan hal ini, saya yakin akan berdampak,” kata Retno.
Dia menambahkan, mengakui Palestina berarti berinvestasi dalam dunia yang lebih damai, adil dan manusiawi. Selain itu, kata Retno, pihak yang paling mampu menghentikan kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina adalah Dewan Keamanan PBB.
“Mandat DK PBB adalah memelihara dan membangun perdamaian, bukan memelihara dan memperpanjang perang, atau lebih buruk lagi, mendukung pelaku kejahatan kekejaman,” kata Retno. (Semut)
Halaman berikutnya
“Saya menghimbau kepada negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukan hal tersebut sekarang juga! Jika kita masing-masing melakukan hal ini, saya yakin akan berdampak,” kata Retno.