Pasien Jantung Bertambah di Rumah Sakit Setiap Tahunnya, Ini Jenis Penyakit yang Patut Diwaspadai

Minggu, 29 September 2024 – 16:49 WIB

depok, viva – Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Pada tahun 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit jantung akan mencapai 17,8 juta orang setiap tahunnya.

Baca juga:

Orang Belanda Boleh Minum Kopi 4 Cangkir Sehari, Apa Pengaruhnya Bagi Kesehatan Jantung?

Kementerian Kesehatan RI juga merilis data pada tahun 2023 yang melaporkan 650.000 kematian dalam setahun, atau satu dari tiga kematian di seluruh dunia. Angka ini menekankan pentingnya tindakan preventif dan terapeutik untuk mengurangi dampak penyakit jantung terhadap kesehatan masyarakat. Gulir untuk informasi lebih lanjut!

Setiap tahun diketahui jumlah penderita penyakit jantung baik yang rawat jalan maupun rawat inap di Rumah Sakit semakin meningkat. Hal ini menjadi bukti bahwa permasalahan penyakit jantung di Indonesia masih tinggi dan kesadaran masyarakat semakin meningkat seiring dengan banyaknya masyarakat yang datang untuk melakukan pemeriksaan dini.

Baca juga:

10 Manfaat Anggur Muscat yang Sedikit Diketahui untuk Kesehatan Tubuh

“Setiap tahun rata-rata meningkat hingga 30 persen. Hampir di seluruh ruang rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat,” kata Direktur RS Siloam, Diagram Jantung, Dr. Hoyi Siantoresmi, MARS, di sela-sela Festival Hati (Kesehatan, Pendidikan dan Seni), di Sinere, Depok, Sabtu 28 September 2024.

Gambar serangan jantung/stroke.

Baca juga:

Hari Jantung Sedunia, hanya ratusan dokter di Indonesia yang bisa melakukan kateterisasi jantung

Peningkatan jumlah pasien ini disebabkan oleh berbagai keluhan. Namun sejauh ini, rumah sakit jantung mencatat jumlah komplikasi serangan jantung tertinggi yang dialami berbagai usia.

Selain serangan jantung, ada juga masalah sindrom metabolik yang masih erat kaitannya dengan penyakit jantung seperti diabetes dan hipertensi.

“Jumlah serangan jantung juga semakin meningkat. Penderita sindrom metabolik seperti diabetes dan hipertensi semakin meningkat. Pasien juga sering mengeluh tidak dapat menemukan tempat duduk di ruang tunggu yang biasanya berkapasitas 100 kursi, kini menjadi mencapai batas 150, jelasnya.

Melihat jumlah pasien jantung yang meningkat tajam, kebutuhan terpenting adalah kehadiran dokter di rumah sakit yang siap merawat pasien selama 24 jam. Sebab tidak ada yang tahu kapan seseorang akan terkena serangan jantung mendadak. Oleh karena itu, kebutuhan akan dokter spesialis jantung perlu dipertimbangkan untuk mengatasi tingginya angka kematian akibat serangan jantung.

Halaman berikutnya

“Jumlah serangan jantung juga semakin meningkat. Penderita sindrom metabolik seperti diabetes dan hipertensi semakin meningkat. Pasien juga sering mengeluh tidak dapat menemukan tempat duduk di ruang tunggu yang biasanya berkapasitas 100 kursi, kini menjadi mencapai batas 150, jelasnya.

Halaman berikutnya



Sumber