Apakah Anda sering menonton film porno? Hati-hati, bisa menyebabkan kerusakan otak

Selasa, 1 Oktober 2024 – 01:12 WIB

Jakarta, VIVA – Menonton film porno bukanlah hal yang dilarang di masyarakat. Saat ini, anak usia sekolah pun banyak yang terpapar pornografi.

Baca juga:

5 Program Badan Negara yang namanya pornografi dan berkonotasi seksual

Konten pornografi sendiri kerap dijadikan salah satu alternatif pemuas nafsu bagi mereka yang masih lajang. Sebab secara tidak langsung, menonton film porno dapat memperlancar keluarnya sperma tanpa orgasme atau rangsangan seksual secara fisik.

Namun mereka yang terlalu sering menonton film porno berdampak buruk bagi kesehatannya. Dalam sebuah penelitian, seseorang yang sering menonton film porno bisa mengalami penurunan volume otak di area sekitar striatum (area otak yang berhubungan dengan motivasi).

Baca juga:

Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menekankan kekurangan sosial dalam pencegahan pornografi dalam konteks meningkatnya konten negatif.

Tak hanya itu, seringnya menonton film porno bisa menyebabkan gangguan otak. Seksolog terkenal Dr. Boyk.

“Yang namanya kecanduan pornografi itu menyebabkan kerusakan otak karena saat kita menonton film porno atau menonton hal-hal yang berbau pornografi, otak mengeluarkan hormon bernama dopamin, itu masalahnya,” ujarnya mengutip klip video yang diposting di Wish. Akun Dr. TikTok. Boyk.

Baca juga:

Selebgram AM Jual Video “Seperti Ini” Bareng Kekasih, Harganya Rp 300 Ribu

Pria berkacamata menjelaskan bahwa hormon dopamin yang dikeluarkan setelah menonton film porno memberikan perasaan bahagia, memberikan perasaan senang dan nyaman. Namun di satu sisi, pelepasan hormon dopamin yang berlebihan juga bisa memicu kecanduan menonton film porno berulang kali.

“Tapi parahnya membuat kita ketagihan,” ujarnya.

Tak sampai disitu saja, mereka yang terlalu banyak menonton pornografi seringkali mengalami kesulitan mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual, atau yang disebut dengan disfungsi ereksi.

Kecil kemungkinan hal ini disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah atau saraf penis. Pasalnya hal ini akhirnya menyebabkan para pecandu pornografi menjadi mati rasa dan tidak termotivasi dalam kehidupan seks sebenarnya.

Halaman berikutnya

“Tapi parahnya membuat kita ketagihan,” ujarnya.



Sumber