Pemerintah sedang mengembangkan Strategi Pembangunan Berkelanjutan bekerja sama dengan Korea Selatan dan Belanda

Senin, 30 September 2024 – 15:18 WIB

VIVA – Pulau Jawa merupakan salah satu penyumbang PDB nasional terbesar, porsinya mencapai lebih dari 50%. Angka tersebut juga menunjukkan Pulau Jawa sebagai salah satu mesin utama pembangunan ekonomi spasial yang turut berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di pesisir utara Jawa. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kontribusi tersebut, Pemerintah telah bergerak cepat mengatasi berbagai permasalahan di pantai utara Jawa yang mengancam menghambat perkembangan perekonomian wilayah tersebut.

Baca juga:

Lepas dari jebakan berpendapatan menengah, Anindya yakin Kadin akan dukung pemerintah tumbuhkan ekonomi sebesar 8 persen

Pemerintah telah bermitra dengan Korea Selatan dan Belanda yang merupakan negara dengan praktik terbaik dalam menangani permasalahan serupa di pantai utara Jawa.

Baca juga:

Peluncuran program Master King’s College London (KCL) di KEK Singhasari, menandai dimulainya HDZ dan LPN

“Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan Pantura Jawa. Mengingat tingginya risiko bencana lingkungan, kami bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan dan Belanda untuk mengembangkan strategi perlindungan dan pembangunan berkelanjutan. Pantai Jawa melalui kajian pendahuluan yang sudah selesai. Mari kita mulai,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam pertemuan dengan Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, Kamis (26/09).

Baca juga:

Dorong KEK Penyu Bali Jadi Katalis Teknologi, Menko Airlanga: Ini Baby Step Indonesia

Kajian ini menjadi awal langkah besar untuk melindungi pantai utara Jawa dari berbagai ancaman lingkungan dan krisis sumber daya air. Selain itu, kerjasama tripartit ini akan terus berlanjut melalui pengembangan kajian dan rencana aksi lebih lanjut untuk memastikan keberhasilan implementasi dan dampak positif terhadap lingkungan dan perekonomian nasional.

Perlu diketahui, terdapat sejumlah permasalahan yang terjadi di pantai utara Jawa, antara lain penurunan permukaan tanah, banjir dan banjir pesisir, krisis sumber daya air baku, sanitasi dan sistem pengelolaan sampah yang tidak memadai, kurangnya fasilitas pendukung kegiatan penangkapan ikan, dan degradasi lingkungan. Tantangan-tantangan ini memerlukan solusi jangka panjang untuk menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan lingkungan di kawasan serta dampaknya pada tingkat nasional. Pantura Jawa sendiri menyumbang 20,7% PDB Indonesia dan menjadi rumah bagi lebih dari 50 juta penduduk Indonesia, menjadikan wilayah pesisir utara Pulau Jawa sebagai salah satu urat nadi perekonomian nasional yang harus dijaga kelestariannya.

Bentuk perlindungan pantai utara Jawa dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa pilihan, seperti pembangunan tanggul pantai, tanggul pantai, dan penataan garis pantai. Studi ini juga menyoroti potensi dampak penurunan permukaan tanah dan krisis air baku, yang jika tidak segera diatasi, akan menurunkan pertumbuhan PDB nasional menjadi 4,9% pada tahun 2045. Di sisi lain, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada 20 tahun ke depan (2045), diperkirakan potensi kerugian ekonomi sebesar Rp6,607 triliun jika ancaman perubahan iklim yaitu kenaikan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah terjadi di Pulau Jawa. Panthura, tidak ditangani. . Kajian tersebut mengidentifikasi beberapa wilayah prioritas yang menghadapi risiko tinggi dan memerlukan langkah strategis segera, seperti Tangerang, Jakarta dan Bekasi, Pekalongan, Kendal, Semarang dan Demak.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut, delegasi khusus Menteri Koordinator Perekonomian Wahyu Utomo mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Korea Selatan atas dukungannya selama pelatihan sebagai tindak lanjut dari Lokakarya Nasional Strategi Konservasi Pulau Jawa. Wilayah Pulau dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2024. Lokakarya tersebut menyepakati pentingnya menjaga pantai utara Jawa dan perlunya segera melakukan kajian awal yang komprehensif mengenai strategi perlindungan dan pengembangan pantai utara Jawa.

Pemerintah berharap dapat memperkuat kerja sama tersebut dengan mengembangkan kajian lebih lanjut dan rencana aksi khusus melalui kerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan dan Pemerintah Belanda, khususnya dalam program konservasi dan pembangunan Pantura Jawa melalui Great Sea Wall yang salah satunya adalah implementasi NCICD. (Ibukota Negara Pembangunan Pesisir Terpadu) di Jakarta Utara. Tujuan dari program ini adalah untuk melindungi dan mempertahankan keberlangsungan fungsi pesisir utara Pulau Jawa sebagai urat nadi perekonomian nasional, serta menjamin perbaikan lingkungan di wilayah tersebut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. di Jawa.

Dalam rangka perlindungan dan pengembangan Pantura Jawa secara berkelanjutan, Pemerintah juga telah menyiapkan kerangka kebijakan untuk memperkuat keberlanjutan pesisir Pantura Jawa yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Jangka Panjang Nasional (PRJPN) yang diatur dengan UU No. 59 Tahun 2024.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Wakil Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Soo-deek, menegaskan bahwa Korea Selatan menyambut baik kerja sama dengan Indonesia dan mengatakan bahwa proyek tersebut memiliki nilai strategis tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi pemerintahan masa depan.

“Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menjadi mitra strategis Korea Selatan, dan Korea Selatan juga mempunyai komitmen yang kuat untuk membantu Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap) yang pernah berhasil dihindari oleh Korea Selatan. Wakil Duta Besar Korea Selatan Park Soo-deek mengatakan: “Dukungan pemerintah Korea Selatan akan terus menjamin keberhasilan pelaksanaan program ini dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.”

Kerjasama penanggulangan permasalahan di pantai utara Jawa berperan penting dalam melindungi masyarakat khususnya nelayan dari bahaya seringnya banjir dan gelombang pasang, serta penurunan permukaan tanah. Proyek ini juga bertujuan untuk menjamin pasokan sumber daya air dan mengurangi dampak lingkungan lainnya yang mungkin timbul. Tim ahli dari Korea Selatan bekerja sama dengan tim teknis di Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan dan langkah awal proyek tersebut.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh delegasi khusus Menko Perekonomian Bu Hyung Lee, tim ahli Menko Perekonomian dan tim teknis Sekretariat North Java Coastal Integration Development Plan (PJICDP) Kemenko Perekonomian. tentang masalah ekonomi.

Halaman berikutnya

Pemerintah berharap dapat memperkuat kerja sama tersebut dengan mengembangkan kajian lebih lanjut dan rencana aksi khusus melalui kerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan dan Pemerintah Belanda, khususnya dalam program konservasi dan pembangunan Pantura Jawa melalui Great Sea Wall yang salah satunya adalah implementasi NCICD. (Ibukota Negara Pembangunan Pesisir Terpadu) di Jakarta Utara. Tujuan dari program ini adalah untuk melindungi dan mempertahankan keberlangsungan fungsi pesisir utara Pulau Jawa sebagai urat nadi perekonomian nasional, serta menjamin perbaikan lingkungan di wilayah tersebut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. di Jawa.

Shin Tae Yong akan tinggal di Indonesia seumur hidupnya jika itu terjadi



Sumber