Pemerintahan Prabowo-Gibran meningkatkan aliran nikel untuk meningkatkan perekonomian sebesar 8%

Senin, 30 September 2024 – 17:15 WIB

Jakarta, VIVA – Pemerintahan Prabowo-Gibran menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat hingga 8 persen. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan insentif berkelanjutan pada hilirisasi nikel, mengingat Indonesia merupakan produsen dan pemegang cadangan nikel terbesar di dunia.

Baca juga:

Anindya Bakri optimis kerja sama Kadin dan BUMN akan mendongkrak perekonomian Indonesia

Wakil Ketua Tim TKN Prabowo-Gibran yang juga Wakil Ketua Komisi Energi DPRK Eddie Soeparno mengungkapkan, 55 juta ton atau 42 persen cadangan nikel dunia sebanyak 130 juta ton tersimpan di Indonesia. Secara kalkulasi keekonomian, pada tahun 2023, Indonesia mendapat penerimaan ekspor nikel sebesar 106,59 triliun rupiah.

Baca juga:

MIND ID telah menginvestasikan Rp 90,6 triliun di hilir pertambangan Indonesia

“Penempatan nikel secara terus menerus merupakan salah satu arah utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Masalahnya adalah bagaimana memastikan pemerintah Indonesia melakukan produksi nikel secara berkelanjutan di masa depan, ujarnya dalam keterangannya, Senin, 30 September 2024.

Seiring dengan larangan ekspor nikel mentah mulai 1 Januari 2020, bermunculan industri pertambangan atau smelter nikel di Indonesia. Kelompok Prabowo-Gibran juga mengklaim peningkatan kapasitas smelter berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi dan pasokan nikel Indonesia di pasar dunia.

Baca juga:

Pemerintah sedang mengembangkan Strategi Pembangunan Berkelanjutan bekerja sama dengan Korea Selatan dan Belanda

Menurut Eddy, pertambangan, khususnya nikel, tidak hanya strategis untuk meningkatkan nilai tambah, tetapi juga menjadi penggerak penyaluran energi melalui ekosistem kendaraan listrik.

“Indonesia mempunyai potensi besar untuk memimpin pasar nikel global, termasuk baterai kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan kebutuhan kendaraan listrik dunia,” kata Eddy.

Namun, Indonesia berkomitmen untuk memastikan proses hilirisasi nikel dan transfer energi tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, namun juga prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Terutama dalam hal penggunaan energi ramah lingkungan, seperti mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik berbahan bakar batubara.

Chief Content Officer dan Salah Satu Pendiri Katadata Heri Susanto menjelaskan hasil kajian KIC, peningkatan smelter terjadi pasca pembangunan PLTU yang mengutamakan energi PLTU Captive sebesar 14,5 GW. Menurutnya, situasi ini dapat mempersulit pencapaian target penurunan emisi pada tahun 2030. Oleh karena itu, KIC telah memberikan beberapa rekomendasi untuk memastikan pelapisan nikel dilakukan secara berkelanjutan.

Pertama, moratorium dan pengendalian investasi pabrik nikel. Hal ini perlu untuk diatur memasok Dan tuntutan nikel dunia, sehingga Indonesia dapat menikmati nilai tambah yang optimal dan cadangan nikel tidak cepat habis.

Kedua, penerapan energi terbarukan untuk mengurangi emisi dari operasional smelter. Untuk itu, pemerintah perlu merevisi Perpres 112 Tahun 2022 yang mendorong manajemen perusahaan metalurgi mengganti energi batubara dengan energi terbarukan.

Ketiga, mengundang investor yang memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan. Keempat, memastikan reklamasi lahan pasca penambangan untuk menghilangkan hilangnya hutan. Kelima, pertumbuhan hilirisasi nikel dari industrialisasi nikel seperti produksi baterai kendaraan listrik.

PLN menyediakan stasiun pengisian umum di Labuan Bajo

PLN menyediakan stasiun pengisian umum di Labuan Bajo

Foto:

  • Joe Kenaru/tvOne/Manggarai Barat-NTT)

Plt. Direktur program Coax, Indra Sari Vardhani, selaku perwakilan dari Clean Transition Coalition, mengatakan, revisi Perpres 112/2022 antara lain harus dilakukan melalui pengembangan proyek peta jalan pensiun dini batu bara. untuk melindungi

“Secara khusus ESG merupakan persyaratan untuk mendapatkan izin investasi, penerapan biofuel, dan tidak membiarkan deforestasi,” kata Indra.

Menanggapi kekhawatiran terhadap deforestasi, pakar sekaligus Dewan Pertimbangan Kebijakan Iklim TKN Prabowo-Gibran Ferri Latuhikhin mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Kerugian karbon bisa mencapai Rp 3.000-4.000 triliun. Ferry menilai upaya hilirisasi berkelanjutan maupun upaya dekarbonisasi tidak hanya berkaitan dengan permintaan global, tetapi juga kepentingan nasional.

“Ekonomi hijau ini bukan sekadar implementasi Perjanjian Paris, tapi sudah terjadi sumber pendapatan negara kita, kita harus kembali ke sana ibu alam– dia menyimpulkan.

Halaman berikutnya

Namun, Indonesia menghadapi tantangan dalam mengamankan proses hilirisasi nikel dan transfer energi, tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Terutama dalam hal penggunaan energi ramah lingkungan, seperti mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik berbahan bakar batubara.

Halaman berikutnya



Sumber