Banyak sekali manfaat produk kecantikan, perhatikan 3 tips ini agar tidak tertipu

Kamis, 3 Oktober 2024 – 23:16 WIB

Jakarta, VIVA – Pada tahun 2024, tren penimpaan khususnya pada produk kecantikan akan semakin marak. Salah satu yang mengetahui hal tersebut adalah David Lee Thompson atau DLT, pemilik salah satu klinik kecantikan terbesar di Indonesia.

Baca juga:

Dari Pembantu Rumah Tangga Hingga Miliarder, Kisah Inspiratif Erlyani

DLT menjelaskan, kecenderungan melebih-lebihkan ini seringkali dibarengi dengan teknik pemasaran yang tidak etis. Apa contohnya? Gulir ke bawah untuk mempelajari lebih lanjut!

Beberapa diantaranya adalah menawarkan keuntungan membeli produk dengan harga yang fantastis, menggunakan layanan pemesanan palsu agar produk terlihat laris manis, hingga menggunakan sinyal yang menyulitkan konsumen untuk mengidentifikasi ulasan konsumen yang asli, atau pemalsuan.

Baca juga:

Lebih mungkin dialami oleh wanita dibandingkan pria, berikut 4 hal utama penyebab melasma

“Saya tidak tahan dengan kenyataan bahwa konsumen di Indonesia tertipu dengan produk yang terlalu mahal dan mahal. “Banyak dari mereka yang tidak sadar mengeluarkan banyak uang untuk suatu produk, namun tidak mendapatkan manfaat yang mereka bayarkan,” kata CEO Athena Group dalam keterangannya, Kamis, 3 Oktober 2024.

Baca juga:

Viral toner: Tren perawatan kulit terkini yang menarik

DLT juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi industri kecantikan saat ini. Sebab, ia sering melihat tuntutan hukum sebagai strategi pemasaran yang tidak sehat.

“Saya sangat khawatir jika klaim berlebihan ini dinormalisasi, maka konsumen akan sulit mempercayai produk kecantikan. Jika hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin konsumen akan menyerah dan berhenti menggunakan produk kecantikan yang menyebabkan menurunnya minat. dalam industri yang sedang berkembang ini,” kata DLT.

Agar tidak tertipu, DLT memberikan tips bagi konsumen Indonesia untuk menghindari merek kecantikan yang melakukan klaim berlebihan dan cara pemasaran yang tidak sehat. Inilah beberapa di antaranya.

Pastikan klaim tersebut teruji secara klinis
Kemudahan menjual produk kecantikan di e-commerce dan saluran social commerce telah menyebabkan pertumbuhan besar-besaran bagi merek-merek besar dan kecil. Menurut penelitiannya, sebagian besar merek menggunakan strategi pemasaran yang berlebihan untuk menarik perhatian pasar. Selain itu, seringkali merek-merek tersebut tidak menjalani prosedur yang benar sehingga tidak teruji secara klinis.

“Untuk menghindari klaim yang berlebihan, pastikan bahan dan manfaat yang diklaim telah teruji secara klinis untuk menghindari klaim yang salah,” ujarnya.

Hindari produk yang menawarkan diskon mahal atau gimmick giveaway biasa
Saat ini, banyak sekali produk kecantikan yang mudah ditemukan, yang seringkali memiliki harga tinggi di pasaran, namun seringkali menawarkan diskon lebih dari 40 persen atau “hadiah tipuan” seperti emas atau produk premium.

“Hal ini menunjukkan bahwa mahalnya harga produk bukanlah biaya produksi produk kecantikan,” imbuhnya.

Ulasan Research Influencer atau Rekomendasi Brand Ambassador
Perhatikan rekomendasi orang-orang tertentu, seperti influencer dan brand Ambassador. Menurut DLT, saat ini terlalu banyak orang yang hanya mementingkan keuntungan bisnis yang ditawarkan merek dan tidak peduli dengan kualitas produk sebenarnya.

“Akibatnya, kini kita bisa menemukan review yang ‘palsu’ dan berpotensi merugikan konsumen. Ada baiknya kita memeriksa beberapa review dan tidak hanya fokus pada satu influencer atau brand ambasador,” kata DLT.

Halaman berikutnya

Memastikan klaim teruji secara klinis, kemudahan menjual produk kecantikan di e-commerce dan saluran perdagangan sosial telah mendorong pertumbuhan besar-besaran bagi merek-merek besar dan kecil. Menurut penelitiannya, sebagian besar merek menggunakan strategi pemasaran yang berlebihan untuk menarik perhatian pasar. Selain itu, seringkali merek-merek tersebut tidak menjalani prosedur yang benar sehingga tidak teruji secara klinis.

Polisi Johor Bahru mengungkap 4 kasus narkoba dalam seminggu, 4 pelaku divonis 12 tahun penjara



Sumber