HARRIETTE sayang: Saya yakin Anda memberikan nasihat yang salah kepada seorang ibu yang “Kecemasan akan Perpisahan” yang anaknya mengalami kesulitan setelah hanya satu hari kuliah.
Perguruan tinggi saat ini adalah tempat yang sangat berbeda dibandingkan tahun lalu. Saya telah mengajar di sekolah menengah (penuh waktu) dan perguruan tinggi (paruh waktu) selama lebih dari 30 tahun.
Banyak siswa tidak memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi—orang tua mereka bersikeras bahwa itu adalah langkah selanjutnya. Generasi muda menjadi dewasa pada waktu yang berbeda-beda, dan terkadang community college yang dekat dengan rumah merupakan langkah awal yang baik untuk mengetahui apakah ia cocok untuk studi akademis atau mungkin lebih memilih pengembangan tenaga kerja dengan gelar teknis.
Jika kurikulumnya berjalan dengan baik, siswa tersebut dapat keluar setelah satu tahun atau lebih ketika dia sudah sedikit dewasa dan belajar bagaimana menjalani pendidikan tinggi dalam konteks yang lebih kecil.
Meskipun saya dan suami sama-sama lulusan perguruan tinggi dan saya telah bekerja dengan mahasiswa selama bertahun-tahun, putri kami sendiri mengalami tahun yang penuh bencana. Dia mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan teman sekamar sosial yang keluar sepanjang malam, semua pesta, dan tekanan lain untuk menyesuaikan diri.
Kami mendorongnya untuk tetap bersekolah karena alasan yang Anda sebutkan dan juga mendorongnya untuk mencoba hobinya. Yang membuat kami ngeri, dia menderita kelainan makan yang serius dan ketika dia pulang ke rumah untuk liburan Natal, dia berubah menjadi dirinya yang dulu dan dia benar-benar keluar dari situ.
Dia kemudian dipindahkan ke community college setempat dan dengan cinta serta konseling, akhirnya dipindahkan kembali ke universitas empat tahun dan sekarang menjadi pengacara.
Tekanan sosial di perguruan tinggi bukan untuk setiap anak, dan saya mendorong seorang ibu untuk mendengarkan kekhawatiran putrinya. Kami benar-benar berharap kami melakukannya.
– Pembaca di Virginia
Pembaca Virginia yang terhormat: Terima kasih telah berbagi cerita Anda. Memang benar bahwa setiap orang berkembang dengan cara yang unik, dan community college adalah penghasil uang yang hebat bagi sebagian orang. Ceritamu jelas.
HARRIETTE sayang: Saya kesulitan mengendalikan kebiasaan belanja saya.
Saya sering mendapati diri saya membeli sesuatu secara impulsif, yang kemudian menimbulkan penyesalan. Saya ingin menjaga uang saya dengan lebih baik, namun menghentikan kebiasaan belanja spontan tampaknya sangat sulit.
Saya sudah mencoba menetapkan tujuan finansial menggunakan spreadsheet digital, pencatatan manual, dan menghindari godaan, namun saya masih kesulitan menahan keinginan untuk melakukan pembelian tidak terencana, terutama saat saya sedang stres atau bosan. Saya mencari strategi efektif untuk membantu saya mengekang kebiasaan membeli impulsif ini dan meningkatkan manajemen keuangan saya secara keseluruhan.
Langkah apa yang dapat saya ambil untuk mengatasi kecanduan belanja dan membangun hubungan yang sehat dengan uang saya? Saya siap melakukan beberapa perubahan, namun saya memerlukan saran praktis tentang cara memulainya.
– Kebiasaan belanja
KEBIASAAN PENGELUARAN: Siapkan pembayaran otomatis dari gaji Anda yang masuk ke sarana tabungan terlindungi yang mudah diakses. Ini membantu melindungi sebagian uang Anda.
Selanjutnya, carilah terapis yang dapat bekerja sama dengan Anda untuk mengatasi kebiasaan belanja Anda dan mengajari Anda cara mengendalikan impuls Anda.
Harriett Cole adalah gaya hidup dan pendiri DREAMLEAPERS, sebuah inisiatif yang membantu orang mengakses dan mewujudkan impian mereka. Anda dapat mengirimkan pertanyaan keaskharriette@harriettecole.com atau c/o Andrews McMeel Syndication, 1130 Walnut St., Kansas City, MO 64106.