Menurut WHO, 28 petugas kesehatan terbunuh di Lebanon dalam 24 jam

Jumat, 4 Oktober 2024 – 08:39 WIB

Jenewa, VIVA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan 28 petugas kesehatan tewas di Lebanon dalam 24 jam terakhir akibat meningkatnya konflik dengan Israel.

Baca juga:

Militer Israel mengklaim 15 pejuang Hizbullah tewas dalam serangan udara

“Banyak tenaga kesehatan yang tidak melapor karena meninggalkan tempat kerjanya akibat pengeboman tersebut,” kata Tedros dalam konferensi pers, Kamis, 3 Oktober 2024.

“Kondisi ini sangat membatasi penyediaan pengobatan trauma massal dan kelanjutan layanan medis,” katanya.

Baca juga:

Israel membunuh rudal Hizbullah dan 3 pejabat Hamas Palestina

VIVA Militer: Dampak Serangan Udara Israel di Beirut, Lebanon

Foto:

  • Nabih Boulos/Los Angeles Times

Menurutnya, 37 institusi kesehatan ditutup di selatan Lebanon, sementara di ibu kota negara, Beirut, tiga rumah sakit terpaksa mengevakuasi seluruh karyawan dan pasiennya, dan dua rumah sakit lainnya dievakuasi sebagian.

Baca juga:

Israel melanggar hukum internasional dan menggunakan fosfor putih untuk menyerang Lebanon

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa WHO terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Lebanon untuk mendukung penanganan trauma dan korban massal yang efektif di rumah sakit.

“Kami telah merencanakan untuk mengirimkan sejumlah besar peralatan trauma dan medis besok. Sayangnya, hal ini tidak mungkin dilakukan karena bandara Beirut hampir ditutup seluruhnya,” kata Tedros.

Tedros meminta semua mitra untuk memfasilitasi penerbangan untuk mengirim “peralatan penyelamat jiwa” ke Lebanon.

VIVA Militer: Ledakan di Lebanon Selatan setelah serangan artileri Israel

VIVA Militer: Ledakan di Lebanon Selatan setelah serangan artileri Israel

“WHO menyerukan deeskalasi konflik, layanan kesehatan harus melindungi dan tidak menyerang, mengakses rute dan pengiriman pasokan dan memastikan gencatan senjata, solusi politik dan perdamaian,” katanya.

Ia juga menyebut serangan Iran terhadap Israel merupakan eskalasi berbahaya yang mempunyai konsekuensi serius bagi Timur Tengah. (semut)

Halaman berikutnya

“Kami telah merencanakan untuk mengirimkan sejumlah besar peralatan trauma dan medis besok. Sayangnya, hal ini tidak mungkin dilakukan karena bandara Beirut hampir ditutup seluruhnya,” kata Tedros.

Halaman berikutnya



Sumber