Pekerjaan rumah Liga Inggris dan Liga Indonesia masih sama

Jumat, 4 Oktober 2024 – 14:56 WIB

Ya, HIDUP – Liga Premier tidak seperti yang dibayangkan banyak orang. Kompetisi paling bergengsi sepak bola Inggris itu ternyata masih mempunyai pekerjaan rumah bagi para suporternya.

Baca juga:

“Manchester United” marah, Liga Premier mengambil posisi

Hal itu terungkap dalam seminar yang diselenggarakan United Nations Organization for Combating Terrorism (UNOCT) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Hotel Kartika Plaza, Bali pada 1-3 Oktober 2024.

Head of Stadia and Matchday Operations Premier League, Peter Kay hadir sebagai pembikara dalam seminar bertajuk “Menggunakan kekuatan olahraga dan nilai-nilainya untuk memperkuat kohesi sosial dan berdampak pada ketahanan komunitas” tersebut.

Baca juga:

Manchester City mengungkap rahasia cedera serius Rodri

Dalam pengantarnya, Peter Kay mengakui bahwa Premier League kerap dianggap sebagai kompetisi sempurna. Meski mereka juga menghadapi masalah suporter, seperti yang terjadi di negara lain.

“Ini sangat mengejutkan bagi kami karena saya sering bertemu dengan orang-orang yang berpikir Liga Premier memiliki semua jawabannya, bahwa sepakbola kami benar-benar sempurna,” kata Peter Key.

Baca juga:

“Manchester City” menebak trik “Arsenal”.

“Tapi sungguh, masalah yang Anda hadapi, kami juga hadapi di Inggris. Jadi jangan berpikir Liga Inggris tidak punya masalah,” imbuhnya.

Sebelum pemaparan Peter Kay, Sekretaris Tim Persiraja Banda Aceh Rahmat Jaeloni menanyakan tentang film dokumenter Wembley yang tayang di Netflix tentang laga final Euro 2020 antara Inggris dan Italia.

Rachmad melihat betapa aparat keamanan Inggris kesulitan saat penonton tanpa tiket masuk ke dalam stadion. Hal seperti itu sering terlihat dalam pertandingan sepak bola Indonesia.

Ia membayangkan hal ini terjadi di negara maju seperti Inggris, yang terkenal dengan sepak bola modern dan industri olahraganya yang maju.

Juha Karjalinen, spesialis keselamatan dan keamanan senior UEFA

Mengutamakan keamanan dan kenyamanan

Petugas keamanan Persija Jakarta, Hiero Paath, bertanya kepada oknum cadangan itu bagaimana menyikapi perilaku negatif suporter. Sebab berkali-kali ia bertemu suporter yang datang ke stadion dalam keadaan mabuk dan narkoba.

Kebiasaan ini membuatnya khawatir sehingga dapat menimbulkan hal negatif pada pendirian orang lain. Apalagi, sudah menjadi kebiasaan banyak suporter yang meminum minuman beralkohol di sekitar stadion lalu masuk ke lapangan.

“Adat di sini penonton masuk stadion setelah 1 jam, padahal tiga jam yang lalu pintu kami sudah dibuka. Alhasil, di pintu masuk ada kerumunan,” kata Hiro.

Juha Karjalinen, selaku pakar senior keselamatan dan keamanan UEFA yang hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut, mengingatkan kita akan hubungan baik dengan para suporter di stadion. Menurutnya, penting memikirkan bagaimana membuat penonton yang datang ke stadion merasa aman dan nyaman.

“Penting untuk diingat untuk tidak hanya fokus pada keamanan karena keamanan adalah fondasi dari semua operasional dan pelayanan adalah kunci dari acara tersebut,” kata Juha.

Halaman selanjutnya

Sumber: Yayasan GGN

Halaman selanjutnya



Sumber