Ujaran kebencian dalam olahraga harus dihentikan

Sabtu, 5 Oktober 2024 – 18:07 WIB

Ya, HIDUP – Ujaran kebencian berpotensi menyebabkan terjadinya hal buruk. Dalam olahraga, perilaku seperti itu harus segera dihentikan, jika tidak maka akan sangat berbahaya.

Baca juga:

Direktur LPDUK Ferri Kono berbicara tentang pentingnya olahraga bagi diplomasi internasional

Ide tersebut lahir pada seminar olahraga internasional yang diselenggarakan oleh United Nations Office on Counter-Terrorism (UNOCT) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) di Hotel Kartika Plaza, Bali pada 1 Oktober- 3. 2024.

Seminar bertajuk “Memanfaatkan kekuatan olahraga dan nilai-nilainya untuk memperkuat kohesi sosial dan berdampak pada ketahanan masyarakat” mengundang sejumlah pembicara dari UNOCT, Kemenpora, PSSI, AFC, FIFA, UEFA, Premier League, Serie A, LSM. , kepada para ilmuwan.

Baca juga:

Mencegah ekstremisme melalui olahraga

Thaddeus Barker-Mill selaku Program Support Officer, Global Sport Programme, UNOCT berbicara tentang bahaya ujaran kebencian di acara olahraga. Ia menjelaskan perbedaan ujaran kebencian dan diskriminasi.

Menurut Barker-Mill, ujaran kebencian berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang menyerang kelompok tertentu. Pada saat yang sama, diskriminasi mengarah pada masalah imigrasi, disabilitas dan gender.

Baca juga:

Babak final di Malang, perebutan juara umum tes Dirt 2024 semakin memanas

Sidik Tualeka, petugas keamanan Persebaya Surabaya (tengah)

“PBB mendefinisikan ujaran kebencian sebagai komunikasi apa pun yang digunakan untuk menyerang orang-orang berdasarkan agama atau etnis tertentu. Ujaran kebencian adalah tanda peringatan. Semakin banyak ujaran kebencian, semakin banyak pula ekstremisme,” kata Barker. -Mil.

Apa yang disampaikan Barker-Mill menjadi salah satu fokus utama kelompok diskusi pada lokakarya tersebut. Di Indonesia, khususnya sepak bola, kita masih sering mendengar lagu-lagu yang liriknya mengandung kata-kata kebencian.

Petugas keamanan Persebaya Surabaya Sidik Tualeka saat memaparkan hasil diskusi kelompok meminta PSSI segera membuat aturan terkait hal tersebut. Sebab jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi sepak bola Indonesia.

Ujaran kebencian Suporter Indonesia menganggapnya moderat karena tanpanya ujaran kebencianDia menilai pertemuan itu tidak berjalan baik. Petugas pertandingan berhak menegur jika ada stand ujaran kebencianapapun itu, meski konteksnya mendukung timnya,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

Apa yang disampaikan Barker-Mill menjadi salah satu fokus utama kelompok diskusi pada lokakarya tersebut. Di Indonesia, khususnya sepak bola, kita masih sering mendengar lagu-lagu yang liriknya mengandung kata-kata kebencian.

Halaman selanjutnya



Sumber