Sering Diolok Pertumbuhan Ekonomi Sekitar 8 Persen, Prabowo: Iya Bagus, Itu Mimpi!

Rabu, 9 Oktober 2024 – 19:59 WIB

Jakarta, VIVA – Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menetapkan target pembangunan ekonomi sebesar 8 persen pada masa kepemimpinannya. Hal ini sering dikritik oleh berbagai pihak yang menilai tujuan tersebut sulit dan tidak akan tercapai.

Baca juga:

Guyon Prabowo Cari Bahlil dan Roseanne: Ini Bukan Waktunya, Harap Diperhatikan!

Prabovo pun buka suara soal sindiran yang menimpa dirinya. Meski kerap disindir, Prabowo mengaku dilatih oleh presiden pertama RI, Soekarno.

“Saya sering diolok-olok Pak Prabowo, apakah pertumbuhannya 8 persen, kita diolok-olok, tidak apa-apa. Saya belajar dari Bung Karno. Kiprahnya pernah berkata, ‘Gantunglah mimpimu seperti langit, jika kamu tidak mencapai langit. , batasnya paling tidak kamu jatuh di antara bintang-bintang,” kata Prabowo pada harian BNI Investor Summit 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2024.

Baca juga:

Muzani Sebut Prabowo-Gibran Langsung ke Istana Usai Pembukaan 20 Oktober 2024

Presiden terpilih Prabowo Subianto

Prabowo mengatakan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen merupakan cita-citanya. Namun kalau pertumbuhannya tidak mencapai 8 persen, maka menjadi 7 persen.

Baca juga:

Bahlil mengatakan Prabowo dan Jokowi dekat setelah makan malam

“8 persen, kalau tidak sampai 8 persen, 7,5 persen, kalau tidak sampai 7,5 persen, saya targetkan 7 persen. itu saja, katanya.

Sebelumnya, Kepala Ekonom Institute of Economic Development and Finance (Indef) Didik J. Rajbini memperkirakan jika target pertumbuhan ekonomi yang dicita-citakan Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, tidak sebesar 8 persen. kebijakan saat ini masih berlaku.

Guru besar ilmu ekonomi ini mengatakan perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan stagnan sebesar 5 persen atau kurang karena mengandalkan konsumsi dan sektor jasa yang bercampur dengan sektor informal.

Janji Prapemilu Prapemilu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, yang hampir mustahil dilakukan dengan kebijakan saat ini, kata Didik dalam keterangannya, Senin, 18 Juni 2024.

Menurut dia, perekonomian kehilangan lokomotifnya dengan adanya sektor jasa yang tidak modern dan hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga. Jadi, pada gilirannya, perekonomian hanya berkembang secara perlahan atau sedang.

Halaman berikutnya

Guru besar ilmu ekonomi ini mengatakan perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan stagnan sebesar 5 persen atau kurang karena mengandalkan konsumsi dan sektor jasa yang bercampur dengan sektor informal.

Berjuang dan Menyerah, Kisah Dibalik Lagu Keterpaksaan karya Brenda Ivabelle



Sumber