Ahmad Ali – AKA perlengkapan sekolah gratis serta beasiswa bagi tenaga pengajar di Sulawesi Tengah

Jumat, 11 Oktober 2024 – 16:40 WIB

Jakarta – Peningkatan mutu pendidikan dan akses infrastruktur pendidikan di Sulawesi Tengah merupakan komitmen pasangan calon atau pasangan bakal calon gubernur nomor urut 1, Ahmed Ali – Abdul Karim Aljufri atau AKA. Pendidikan berkualitas yang setara adalah tanggung jawab mereka.

Baca juga:

Kisah Ridwon Kamil nyaris menantang Ahok di Pilgub Jakarta 2017 dan kalah satu hitungan.

AKA menjelaskan, dirinya melihat persoalan putus sekolah atau tidak tercapainya rata-rata lama sekolah (RL) disebabkan oleh faktor kemiskinan warga. Diakuinya, angka putus sekolah masih tinggi meski sekolah sudah digratiskan selama 12 tahun sejak pemerintahan SBY.

“Gratis, tapi mereka tetap drop out. Kami menemukan keluhan dari para orang tua yang kesulitan dalam membelikan perlengkapan sekolah seperti baju, buku dan sepatu untuk anaknya. Kami akan menggratiskan di tingkat SD dan SMP se-Sulteng. Oleh karena itu, para orang tua tidak perlu lagi khawatir dan bisa mendorong anaknya untuk lebih giat bersekolah, kata politikus yang juga Ketua Daerah Gerindra Sulawesi itu.

Baca juga:

Tak main-main, pekerja sahabat Andra Soni-Dimyati itu menargetkan 2 juta suara.

Politisi yang pernah menjadi juara dunia penchak silat ini mengatakan, ada 29.064 anak usia 16 hingga 18 tahun putus sekolah di Sulawesi Tengah. Terdapat 208.930 anak usia 19-24 tahun yang belum bersekolah.

“Kami memberikan beasiswa daerah kepada 29.064 siswa SMA/SMK dan 208.930 siswa usia kuliah, serta mencari anak-anak meninggalkan sekolah dan kembali ke sekolah. “Kami memberikan beasiswa bagi para guru, untuk melanjutkan studi magister atau PhD, karena kunci peningkatan mutu pendidikan juga ada pada tenaga pengajar,” jelas AKA.

Baca juga:

Kronologi Penganiayaan Siswa SMA di Tebet hingga Koma

Lebih lanjut ia menegaskan, bukan hanya sekedar pakaian dan perlengkapan sekolah gratis serta beasiswa. Yang menjadi fokus mereka jika menang adalah fasilitas sekolah yang adil dan memadai.

Diakui, fasilitas sekolah dasar sangat tersebar di pelosok Sulawesi Tengah. Namun pemerintah masih membutuhkan perhatian terhadap SMP dan SMA yang berada di wilayah provinsi.

“Banyak anak-anak yang tamat SD di Sulteng namun bingung untuk melanjutkan ke SMP dan SMA karena fasilitas di daerah ini kurang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya. Ini yang perlu ditingkatkan, pemerataan akses dan kondisi pendidikan,” kata alias.

Pendidikan kejuruan dan teknik juga berkembang. Kata AKA, untuk pengalaman dan keterampilan generasi muda sesuai permintaan pasar. Dia mencontohkan Morowali, Palu yang merupakan basis nikel dan emas. Sementara di Parisi Mutong dan Banggai, profesi peternakan sapi, pertanian, dan perikanan bisa dilakukan.

“Pendidikan vokasi dan teknik di kabupaten ini akan diselenggarakan oleh politeknik. Selain itu, pendidikan vokasi dan teknik dapat dimasukkan dalam kurikulum sesuai kebutuhan industri di Sulteng. Kami akan menjalin kerja sama antara SMK dengan pihak swasta dan BUMN sehingga agar generasi muda Sulawesi Tengah siap bekerja dan bersaing secara global setelah lulus.”

Dijelaskannya, RLS juga bisa terjadi karena faktor lain seperti anak membantu orang tua, pernikahan dini. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS tahun 2022, angka pernikahan dini di Sulteng sebesar 12,65 persen dan menduduki peringkat kelima nasional.

“Penyebab utamanya adalah orang tua berada dalam kemiskinan ekstrem sehingga memaksa anak-anaknya bekerja dan menikah. Kita harus turun tangan, kita punya program bisnis yang melibatkan masyarakat. “10.000 wirausaha, pengembangan lahan pertanian masyarakat seluas 30 hektar, pengembangan UKM, pemberian permodalan, pendampingan usaha, semua tercipta atas kerja sama pemerintah dan masyarakat, kami yakin program ini akan memperbaiki keadaan masyarakat. ekonomi, tegas AKA.

Permasalahan lainnya, kata dia, adalah akses terhadap sekolah. Tidak hanya dari kalangan anak sekolah, tapi juga dari pemerintah, kepala sekolah, dan guru yang ingin meningkatkan pendidikan di daerah. Oleh karena itu, tugas partai adalah memperbaiki jalan, sarana dan prasarana sekolah serta melakukan adaptasi.

AKA menjelaskan, cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan kerja sama pemerintah daerah dan kabupaten/kota. Provinsi berwenang untuk melaksanakan permasalahan tersebut ruang kosong kabupaten (686 desa), membantu 35.000 rumah tangga yang belum mendapat listrik, memfasilitasi penyediaan listrik ke desa 3T, mempercepat, memperbaiki dan meratakan pembangunan jalan, jembatan dan irigasi.

Oleh karena itu, percepat, tingkatkan sambungan darat dan air antar daerah, serta kerja intensif pemeliharaan jalan provinsi dan irigasi.

“Kondisi perekonomian membaik, akses jalan bagus, kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah membaik, saya yakin Sulteng bisa menyelesaikan permasalahan pendidikan ini,” pungkas AKA.

Halaman selanjutnya

“Banyak anak-anak yang tamat SD di Sulteng tapi bingung masuk SMP dan SMA karena fasilitas di daerah ini kurang memadai dari segi kuantitas dan kualitas. Ini yang perlu ditingkatkan, pemerataan akses dan kondisi pendidikan,” kata alias.



Sumber