Israel menyerang pasukan TNI di Lebanon, PBB mengatakan keamanan UNIFIL ‘semakin terancam’

Jumat, 11 Oktober 2024 – 11:29 WIB

Hamilton, LANGSUNG – Kepala penjaga perdamaian PBB pada Kamis, 10 Oktober 2024, menekankan “risiko serius” yang dihadapi pasukan penjaga perdamaian di Lebanon di tengah berlanjutnya serangan Israel.

Baca juga:

Serangan TNI oleh IDF di Lebanon, Menlu: Indonesia Tak Takut Hadapi Terorisme Israel!

Jean-Pierre Lacroix mengatakan pada sidang Dewan Keamanan PBB tentang masalah Lebanon bahwa kini “keselamatan dan keamanan” Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) semakin terancam.

Dia mengatakan bahwa sebagian besar wilayah selatan Lebanon, yang juga merupakan “wilayah operasi UNIFIL, sekarang tidak berpenghuni dan semakin tidak dapat digunakan karena pemboman Israel yang intens.”

Baca juga:

Menlu Retno menyatakan, dua prajurit TNI terluka di Lebanon akibat serangan Israel.

VIVA Militer: Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL)

“Tujuan Israel adalah agar warga kembali ke komunitas mereka di utara setelah satu tahun ketakutan dan pengungsian.”

Baca juga:

Kronologis penyerangan militer Israel ke markas UNIFIL dan melukai dua prajurit TNI

“Situasi ini telah menempatkan pasukan penjaga perdamaian kita pada risiko serius,” kata Lacroix, merujuk pada laporan UNIFIL mengenai serangan Israel yang melibatkan infanteri, tank, dan kendaraan teknik di wilayah Lebanon.

“Negara-negara penjaga perdamaian kami tetap pada posisi mereka sesuai dengan mandat yang diusulkan oleh Dewan ini, sambil terus menilai postur kekuatan mengingat risiko yang ada,” tambahnya, seraya mencatat bahwa “keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian kini berada pada risiko yang lebih besar. “

Dia juga mencatat bahwa “kegiatan operasional UNIFIL sebenarnya telah dihentikan sejak 23 September” karena permusuhan terus meningkat. (semut)

Pasukan penjaga perdamaian PBB atau UNIFIL berpatroli di Lebanon Selatan

Israel Akui Menembak Markas PBB UNIFIL di Lebanon, Ini Alasannya

Alih-alih menghentikan serangan, Israel malah memerintahkan pasukan PBB di wilayah tersebut untuk tetap berada di zona penyangga.

img_title

VIVA.co.id

11 Oktober 2024



Sumber