Keterlibatan petani mandiri telah disorot sebagai kunci pembangunan kelapa sawit berkelanjutan, berikut alasannya

Sabtu, 12 Oktober 2024 – 11:31 WIB

Jakarta – PT Rea Kaltim Plantations (REA) dan mitra korporasinya mengungkapkan bahwa petani mandiri menghadapi tantangan yang sangat besar dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pada saat yang sama, upaya dilakukan untuk meningkatkan hasil panen dan mematuhi peraturan yang semakin ketat.

Baca juga:

Program hilir diminta ramah petani

Akibatnya, perkebunan kecil mandiri mungkin semakin terputus dari rantai pasokan minyak sawit karena kurangnya kapasitas dan sumber daya untuk mematuhi peraturan yang akan datang. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas dan keuntungan mereka.

Menanggapi tantangan tersebut, REA dan mitranya meluncurkan program baru yaitu SmallHolder Inclusion for Ethical Sourcing (SHINES) yang akan dilaksanakan pada tahun 2025 hingga 2027. Program SHINES bertujuan untuk merangsang perubahan dalam industri kelapa sawit melalui kemitraan inklusif. akuntabilitas dan mendorong inklusi di seluruh rantai nilai.

Baca juga:

Para petani di Minahasa Selatan yakin Ellie Lasut bisa memajukan industri pertanian

Melalui kolaborasi REA dan mitra perusahaannya, SHINES berkomitmen untuk memberdayakan petani mandiri dengan mengadopsi pendekatan komprehensif untuk mencapai kepatuhan terhadap peraturan dan memenuhi permintaan pasar seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR). Program ini mencakup pelatihan teknis, transfer pengetahuan dan peningkatan kapasitas dan keterampilan untuk meningkatkan praktik perkebunan yang baik dan pengelolaan berkelanjutan terbaik sesuai dengan peraturan dan standar terkait.

“Bagi peternakan kecil mandiri, kepatuhan bisa menjadi tantangan yang sangat sulit. SHINES mengatasi masalah ini dengan membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memenuhi peraturan yang terus berkembang seperti EUDR. “RSPO bangga mendukung inisiatif seperti SHINES yang mengambil tanggung jawab bersama dalam mencapai visi produksi minyak sawit berkelanjutan, sekaligus melindungi penghidupan petani mandiri dan meningkatkan peran mereka dalam rantai pasokan,” kata Joseph D’Cruz, CEO. Demikian dikutip pernyataan pejabat RSPO pada Sabtu, 12 Oktober 2024.

Baca juga:

Kapal tanker Iran kembali ke “kandangnya” setelah berhasil menangkis serangan Israel terhadap fasilitas minyak.

Kendaraan melintas di perkebunan kelapa sawit PTPN VI, Sariak, Pasaman Barat, Sumatera Barat

Foto:

  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Program ini bertujuan untuk melibatkan pemangku kepentingan terkait dalam rantai pasokan FMCG, mulai dari petani mandiri dan pengolah TBS (oleh REA) hingga pengolah dan perusahaan FMCG. Hal ini memungkinkan setidaknya 600 petani mandiri di sekitar perkebunan REA di Provinsi Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur untuk mencapai kepatuhan EUDR dan sertifikasi RSPO secara bertahap pada tahun 2027.

Upaya bersama REA dan mitra korporatnya juga akan berupaya meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat melalui imbalan yang mereka peroleh dari penjualan buah sawit. Bremen, selaku Chief Sustainability Officer REA, mengatakan: Keterlibatan petani mandiri adalah kunci pembangunan berkelanjutan.

“SHINES menghadirkan model bisnis yang kuat yang dapat menyatukan pemangku kepentingan untuk mendorong perubahan positif di seluruh rantai nilai,” ujarnya.

SHINES memiliki empat bidang fokus utama, termasuk memastikan kepatuhan EUDR dan sertifikasi RSPO untuk 600 pertanian petani kecil mandiri, bekerja sama dengan komunitas petani kecil untuk melindungi sekitar 10.000 hektar hutan di luar konsesi AMMZ, dan menerapkan program mata pencaharian alternatif bagi masyarakat di 6 desa sasaran.

Ia berharap Program SHINES dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan petani mandiri untuk tetap menjadi bagian penting dalam rantai pasokan minyak sawit global.

Foto perkebunan kelapa sawit, contoh swasembada pangan dan energi

Foto perkebunan kelapa sawit, contoh swasembada pangan dan energi

Sementara itu, CEO REA Luc Robinow mengatakan peluncuran SHINES by REA dan mitra korporatnya menandai awal dari kolaborasi yang berarti antara para pemain di rantai pasokan minyak sawit.

“Program SHINES merupakan langkah maju yang penting dalam upaya kami mengembangkan industri minyak sawit yang berkelanjutan dan inklusif. “Melalui kolaborasi dengan mitra dan perkebunan kecil mandiri, kami bertujuan untuk mendorong inklusi dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat yang bergantung pada budidaya kelapa sawit untuk mata pencaharian mereka,” katanya.

Halaman berikutnya

“SHINES menghadirkan model bisnis yang kuat yang dapat menyatukan pemangku kepentingan untuk mendorong perubahan positif di seluruh rantai nilai,” katanya.

Halaman berikutnya



Sumber