Survei Pilkada Jatim: Pilkada Khofifa-Emil Tertinggi Tapi Masih Belum Aman

Minggu, 13 Oktober 2024 – 20:11 WIB

Jakarta – Indonesia Political Survey & Consulting (Indopol Survey) melakukan survei tingkat terpilihnya pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur. Hasilnya, jika Pilkada Jatim digelar dengan pertanyaan Top Of Mind yang dilontarkan, maka hasilnya pasangan Khofifa Indar Parawansa – Emil Dardak unggul dengan perolehan suara 32,25 persen.

Baca juga:

Nasdem akan segera menggantikan Benny Laos di Pilgub Malut.

Kemudian pasangan Tri Rismaharini – KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) di peringkat kedua dengan 14,25 persen dan pasangan Luluk Nur Hamida – Lukmanul Hakim di peringkat ketiga dengan 2,5 persen.

“Kondisi ini menunjukkan pilihan ketiga pasangan calon ini masih dinamis, karena masih terdapat 50,63 persen pemilih yang belum memutuskan (unknown voter). Pemilih yang belum memutuskan hubungan ini nantinya bisa mengubah pilihannya. dari seluruh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur,” kata Direktur Eksekutif Indopol Research Ratno Sulistiyanto, dalam keterangan yang diterima, Sabtu, 13 Oktober 2024. .

Baca juga:

Ridvon Komil menyebutkan Jakarta masuk dalam daftar 10 kota paling berpolusi di dunia

Gubernur Jawa Timur-Wakil Gubernur pasangan nomor urut 2 Khofifa-Emil Dardak.

Sedangkan pada soal tertutup, pasangan pilihan Khofifa Indar Paravansa – Emil Dardak menang telak dengan 56,38 persen, pasangan Tri Rismaharini – KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dengan 21,63 persen dan peringkat ketiga. Luluk Nur Hamida – Luqmanul Hakim menang 4,75 persen.

Baca juga:

Mengenakan jas berwarna pink, Gibran menemani pasangan Respati-Astrid di Desa Blusukan

“Masih ada 17,25 persen masyarakat yang belum menentukan pilihan,” ujarnya

Menurut Ratno, dinamika pilkada di Jatim bergantung pada beberapa faktor, di antaranya pada pertanyaan pertama, masih ada 50,63 persen masyarakat Jatim yang belum menentukan pilihannya. Angka ini sangat tinggi, meskipun pada soal tertutup turun menjadi 17,25 persen.

Faktor kedua, jumlah pemilih kuat (yang masih bisa berubah) sangat tinggi, mencapai 47,63 persen, dan jumlah pemilih kuat setiap pasangan calon masih tergolong kecil, yakni separuh dari jumlah pemilih. , “katanya. .

Dalam survei ini, kata Ratno, titik balik pemilih liar adalah visi dan misi calon gubernur lainnya lebih baik, dan mereka akan mengubah pilihan jika pasangan calon tersebut melakukan tindak pidana korupsi. Apalagi masyarakat Jatim menilai masih membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk memilih pada pilkada mendatang, kata Ratno.

Survei ini dilakukan di 38 kota/provinsi di Jawa Timur dengan menggunakan metode multi stage random sampling. Jumlah responden sebanyak 800 orang, kriteria responden adalah warga Kampar yang telah berumur 17 tahun atau mempunyai hak pilih pada pilkada.

Margin of error ± 3,0 persen dengan interval kepercayaan 95 persen. dan pengendalian mutu dilakukan secara berlapis sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan sampel yang berarti. Wawancara tatap muka dilakukan pada tanggal 29 September hingga 5 Oktober 2024.

Halaman berikutnya

Faktor kedua, jumlah pemilih kuat (yang masih bisa berubah) sangat tinggi, mencapai 47,63 persen, dan jumlah pemilih kuat setiap pasangan calon masih tergolong kecil, yakni separuh dari jumlah pemilih. , “katanya. .

Halaman berikutnya



Sumber