Banyak yang keliru, dokter kandungan membantah mitos tentang BPA dan infertilitas

Selasa, 15 Oktober 2024 – 02:54 WIB

Jakarta – Bisphenol A atau BPA adalah senyawa kimia sintetis yang biasa digunakan dalam produksi plastik polikarbonat dan resin epoksi. Senyawa ini banyak terdapat pada kemasan produk, seperti galon air minum, wadah makanan, dan wadah makanan.

Baca juga:

Para ahli mengungkap fakta BPA yang kerap menghantui industri air minum dalam kemasan

Makanan atau minuman yang terpapar BPA telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius, seperti risiko kanker. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa kandungan tersebut dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf, terutama pada janin dan anak-anak.

Lebih lanjut, BPA juga diduga dapat menyebabkan masalah infertilitas atau gangguan kesuburan yang membuat wanita tidak dapat mempunyai anak atau tidak subur. Sebenarnya penyebab infertilitas sendiri bisa disebabkan oleh banyak faktor, baik dari pihak wanita maupun dari pihak pria. Diantaranya yang berhubungan dengan gangguan kesuburan adalah PCOS, kelainan rahim, kerusakan saluran tuba, kanker, endometriosis dan penyebab umum lainnya.

Baca juga:

Paling Populer: Mitos dan Fakta Tentang BPA, Polusi Udara Menurunkan Kualitas Sperma

Dokter kandungan, dokter. Ervan Surya, Sp.OG mengungkapkan, ada jurnal meta-analisis yang mengkaji sejumlah temuan tahun 2013-2022 yang menyatakan bahwa masalah infertilitas tidak ada hubungannya dengan kandungan BPA.

Baca juga:

Menghilangkan mitos dan fakta mengenai BPA yang dianggap berbahaya bagi kesehatan

“Di sini dikatakan dia ternyata tiga, infertilitas secara umum, khusus melihat PCOS, dan yang ketiga adalah endometriosis. Dari penjelasan sebelumnya, apa penyebab infertilitas secara umum, yang kedua adalah endometriosis, dan yang ketiga adalah PCOS. Mungkin tidak. tidak ditemukan hubungannya (dengan BPA),” kata dokter spesialis kandungan RS Eka, dr. Erwan Surya, Sp.OG, pada Forum Ngobras, di Jakarta, Senin 14 Oktober 2024.

BPA dianggap aman bagi tubuh manusia asalkan kadar konsumsinya ditentukan. Hal ini diatur dalam Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Makanan, persyaratan batas migrasi BPA pada kemasan plastik polikarbonat adalah 0,6 bagian per juta (bpj). Asalkan dalam jumlah yang aman, seperti air minum dalam kemasan (AMDK) atau air galon, boleh dikonsumsi sehari-hari dan tidak menimbulkan dampak kesehatan yang serius.

Selain itu, seseorang yang belum mempunyai anak pun belum sepenuhnya dinyatakan memiliki masalah infertilitas. Untuk mengetahui apakah salah satu pasangan memiliki masalah kesuburan atau infertilitas, sebaiknya dilakukan pemeriksaan tambahan. Namun secara umum ada hal yang patut kita perhatikan untuk mengetahui apakah suatu pasangan memiliki masalah infertilitas atau tidak, yaitu memperhatikan kebiasaan berhubungan intimnya.

“Kalau laki-laki dan perempuan sudah setahun menikah atau berhubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan rutin berhubungan badan 2-3 kali dalam seminggu, namun masih belum dikaruniai anak, maka dikatakan tidak subur,” ujarnya. menjelaskan.

BPA dalam air galon tidak terbukti menimbulkan gangguan kesehatan, ungkap ahli buktinya

Konfirmasi dari Dr. Dr. Aswin, isu BPA menyebabkan diabetes, kolesterol tinggi, kanker, kemandulan, dan lain-lain adalah mitos yang menyesatkan.

img_title

VIVA.co.id

24 September 2024



Sumber