Senin, 14 Oktober 2024 – 17:56 WIB
Jakarta – PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) melalui anak usahanya PT EMP Energi Jaya (EEJ) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli (PJB) dengan Energy World Corporation Ltd (EWC) dan Ventures Holdings Pty Ltd (VH).
Baca juga:
Penurunan permintaan dari negara maju akan menjadi permasalahan bagi industri batubara
Kepala Eksekutif (CEO) EMP, Syailendra S. Bakrie menjelaskan, PJB yang ditandatangani pada 10 Oktober 2024 terkait kepemilikan saham Energy Equity Holdings Pty Ltd (EEH) dan Epic Sulawesi Gas Pty Ltd (ESG).
“EEH dan ESG memiliki 100 persen kepemilikan di Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd (EEES). EEES memiliki 51 persen kepemilikan di Sengkang KKS,” kata Syalendra dalam keterangannya, Senin, 14 Oktober 2024.
Baca juga:
IFS dan XAPIENS sedang mengembangkan AI untuk membantu industri pertambangan meningkatkan efisiensi
Ia menambahkan, saat ini pihaknya terdaftar melalui anak usaha lain yakni PT Energi Maju Abadi (EMA) yang sudah memegang 49 persen saham Sengkang KKS.
Baca juga:
Prabovo Ungkap Pentingnya Swasembada Energi, Ketua VNR: Persiapan Menjadi Negara Maju
Dengan selesainya transaksi jual beli yang diperkirakan akan berlangsung pada tanggal 31 Oktober 2024, akuisisi EEH dan ESG oleh EEJ akan menghasilkan integrasi penuh PSC Sengkang ke dalam EMPZ.
Saat ini KKS Sengkang mempunyai kontrak dengan PT PLN (Persero) dengan kapasitas produksi kurang lebih 50 juta kaki kubik per hari, dimana PT PLN bertindak sebagai pembeli utama. Terletak di Sulawesi Selatan, blok gas ini juga menyimpan sekitar 380 miliar meter kubik cadangan gas terbukti dan terukur (cadangan 2P).
Syalendra mengatakan dengan selesainya transaksi pembelian ini, pihaknya berharap dapat melanjutkan operasi pengeboran untuk menambah cadangan di Sengkang dan memulai produksi gas dari lapangan Wasambo.
“EMP akan terus berupaya mengembangkan bisnisnya baik secara organik maupun melalui akuisisi,” ujarnya.
Halaman berikutnya
Syalendra mengatakan dengan selesainya transaksi pembelian ini, pihaknya berharap dapat melanjutkan operasi pengeboran untuk menambah cadangan di Sengkang dan memulai produksi gas dari lapangan Wasambo.