Kisah langsung seorang ibu dari seorang anak yang diberi obat obesitas oleh pengasuhnya

Senin, 14 Oktober 2024 – 18:10 WIB

Surabaya, LANGSUNG – Seorang anak berusia dua tahun atau bayi berinisial EWG menjadi sorotan di Surabaya, Jawa Timur, karena menjadi korban ulah ceroboh babysitternya, N, yang lebih banyak memberinya obat obesitas. dari satu tahun. Akibatnya, berat badan korban menjadi lebih tinggi dari biasanya, dan pertumbuhannya terhambat.

Baca juga:

Timeline seorang anak usia 2 tahun yang diberi obat obesitas oleh pengasuhnya di Surabaya

Kasus tersebut viral di media sosial setelah ibu anak tersebut Linggra Karthika Halim mengunggah kisah sedihnya di akun Instagram @linggra.k. Badan Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur akhirnya turun tangan dan mengusut kasus tersebut. N pun ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap.

Linggra mengatakan dia menyewa babysitter untuk menjaga anak ketiganya, yang saat itu berusia sekitar 5 bulan. Kedua anak yang lebih besar juga diasuh oleh seorang pengasuh, namun pengasuhnya berbeda. Awalnya mengurus anaknya tampak biasa saja. “Saya mempunyai tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan,” ujarnya kepada wartawan, Senin, 14 Oktober 2024.

Baca juga:

Penemuan jenazah bayi dalam kantong parfum membuat heboh warga Tebet

Suatu kali, lanjutnya, anak tersebut muntah-muntah setiap kali makan dan minum. Linggra kemudian memeriksakan anaknya ke dokter yang dikenal keluarga. Setelah itu, anak tersebut menjalani operasi bypass lambung. “Perawatan perut karena itu [anak saya] Saya sering muntah,” katanya.

Baca juga:

Virus! Seorang anak berusia 2 tahun diberi obat gemuk oleh pengasuhnya di Surabaya

Lambat laun, jelasnya, berat badan putranya meningkat pesat. Pada usia 13 bulan, beratnya mencapai 19 kilogram dan lebih banyak dari berat anak seusia tersebut. Linggra mengaku tidak curiga karena saat itu putranya sedang menjalani perawatan bypass lambung. Dia pikir itu adalah efek dari pengobatannya. “Pengobatannya tidak berhasil dan ternyata perawat memberinya obat,” ujarnya.

Linggra baru mengetahui setelah mendapat kabar dari asisten keluarganya bahwa anaknya diberi obat keras, ditemukan bubuk obat kering di bagian bawah botol yang diminum anaknya. Selain itu, obat perangsang nafsu makan juga ditemukan di lemari kamar mandi anak.

Linggra kemudian mengetahui obat yang ditemukan yaitu obat penggemukan. Rekaman video pun diperiksa dan diketahui babysitter telah memberikan obat tersebut kepada anak tersebut. “Keesokan harinya, saat saya konfirmasi ke perawat, dia tidak mengaku. Keesokan harinya, akhirnya dia mengakui kesalahannya dan diberi waktu satu tahun,” ujarnya.

Linggra kemudian memeriksa anaknya dan dirawat di rumah sakit selama tujuh hari. Tak hanya itu, karena tak kunjung membaik, ia pun memeriksakan anaknya selama tujuh hari di Singapura. Hasil pemeriksaan menunjukkan hormon kortisol anak berada di bawah normal sehingga diduga kuat penggunaan obat penggemuk badan.

Linggra kemudian melaporkan pengasuhnya ke Polda Jawa Timur pada 30 Agustus 2024. Tersangka berinisial N sudah ditangkap dan kasus tahap pertama sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, kata kuasa hukum Linggra, Sanih Mafadi.

Halaman berikutnya

Linggra kemudian mengetahui obat yang ditemukan yaitu obat penggemukan. Rekaman CCTV juga diperiksa dan diketahui babysitter telah memberikan obat tersebut kepada anak tersebut. “Keesokan harinya, saat saya konfirmasi ke perawat, dia tidak mengaku. Keesokan harinya, akhirnya dia mengakui kesalahannya dan diberi waktu satu tahun,” ujarnya.

Profil Letkol (purn) MI Sulaiman Suryanagara, Ghalib Adhi Makayasa yang merupakan calon Kabinet Prabowo



Sumber