Pendidikan: Program PIP berperan penting dalam mencegah putus sekolah

Selasa, 15 Oktober 2024 – 12:30 WIB

Jakarta – Program Indonesia Pintar (PIP) menjadi salah satu program pemerintah untuk mengurangi angka putus sekolah di Indonesia. Program ini memberikan bantuan kepada siswa berbagai jenjang pendidikan yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk biaya pendidikan.

Baca juga:

Pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) berhak mendapatkan bantuan Dana BID pada tahun 2024

Berdasarkan serangkaian penelitian yang dimuat di laman Puslapdik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PIP terbukti menjadi faktor kunci dalam membantu siswa tetap bersekolah, terutama di daerah dengan angka kemiskinan tinggi. Selain BID, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi risiko putus sekolah, seperti tingkat pendidikan orang tua, jumlah anggota keluarga, dan tempat tinggal.

Gambar penerima bantuan BID

Foto:

  • Puslapdik Kemendikbudristek

Baca juga:

Cara Cek Nama Anda di Daftar Penerima PIP 2024!

Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Mulyani, Andrizal Ridwan dan M. Nazer dari Universitas Andalas menguji efektivitas PIP terhadap partisipasi sekolah di Indonesia Bagian Barat dan Timur. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2021 yang melibatkan 451.393 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa penerima PIP mempunyai peluang lebih besar untuk tetap bersekolah. Di Indonesia Barat, siswa yang menerima PIP memiliki kemungkinan 15 kali lebih besar untuk melanjutkan pendidikan dibandingkan mereka yang tidak menerima PIP, sedangkan di Indonesia Timur angkanya 11 kali lebih tinggi.

Baca juga:

Dana bantuan BID 2024 untuk siswa SMA/SMK bertambah menjadi Rp 1,8 juta

Studi ini juga menemukan bahwa siswa laki-laki, siswa yang tinggal di kota dengan akses pendidikan yang lebih baik, dan siswa dari keluarga sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk putus sekolah dibandingkan siswa dari keluarga miskin. orang tua tunggal atau anak yatim piatu yang tinggal di pedesaan. Faktor lain yang meningkatkan risiko putus sekolah adalah status ekonomi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan.

Dampak BID pada berbagai tingkat pendidikan

Siswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP).

Siswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nimas Anggara Samalo dan Tia Jasmina dari Universitas Indonesia juga mendukung temuan tersebut. Mereka mempelajari dampak PIP sebelum pandemi COVID-19 menggunakan data tahun 2019 dan 2021. tingkat sekolah menengah atas. Selama pandemi, bantuan IDF paling efektif dalam mengurangi angka putus sekolah di tingkat sekolah menengah dan tinggi, sementara dampaknya tidak terlalu besar pada sekolah dasar.

Sebelum pandemi, angka putus sekolah penerima PIP lebih rendah, hanya 0,61% dibandingkan 0,91% pada siswa yang tidak menerima PIP. Tren ini tetap stabil selama pandemi, dengan angka putus sekolah pada penerima PIP sebesar 0,71%, dibandingkan dengan 1,01% pada mereka yang tidak menerima PIP.

Kajian yang dilakukan Abdul Hakim dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh juga mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi putus sekolah. Berdasarkan data SUSENAS 2019, anak-anak yang tidak menerima PIP, berasal dari keluarga yang kepala rumah tangganya berpendidikan rendah, mempunyai anggota keluarga lebih dari lima, dan tinggal di pedesaan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk putus sekolah. Dari hasil analisis regresi logistik diketahui bahwa siswa yang tidak menerima PIP memiliki risiko putus sekolah 4,8 kali lebih besar dibandingkan siswa yang menerima PIP.

Halaman selanjutnya

Sumber: BID, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Halaman selanjutnya



Sumber