OVO Boss menawarkan program nutrisi gratis dengan model kartu prabayar, berikut penjelasannya

Kamis, 17 Oktober 2024 – 00:00 WIB

Jakarta – Direktur Utama PT Visionet Internasional (OVO) Karania Dharmasaputra memaparkan Program Pangan Gratis Pemerintah (MBG) Prabowo-Gibran yang dilaksanakan dengan model bisnis menggunakan Kartu Prakerja.

Baca juga:

Politisi Golkar Sebut Program Perlengkapan Sekolah Gratis Ali-AKA untuk Makanan Bergizi Gratis

Karania menjelaskan, model yang dimaksud menggunakan skema kemitraan publik-swasta atau kemitraan publik-swasta (PPP). Kemudian juga memanfaatkan ekosistem teknologi digital yang diterapkan melalui program Kartu Prakerja.

“Saya kira jika kita kembali mengadopsi model seperti Prakerja yang menciptakan skema kemitraan publik-swasta, kemudian memanfaatkan teknologi dan ekosistem digital yang sudah dimiliki oleh ekosistem sektor swasta kita, saya kira itu akan sangat membantu keberhasilan program ini ( Makanan Bergizi Gratis),” kata Karania dalam acara virtual Pekan Inklusi Keuangan 2024 di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2024.

Baca juga:

Asah keterampilan Anda untuk menjadi pemimpin teknologi masa depan dengan GoTo Engineering Bootcamp

CEO Ovo Karania Dharmasaputra.

Foto:

  • VIVA/Novina Putri Betari

Menurutnya, program MBG yang bertujuan menyediakan pangan bagi sekitar 15 juta anak di seluruh Indonesia memiliki sejumlah tantangan besar. Salah satunya adalah terbatasnya ruang keuangan pemerintah dengan anggaran yang dialokasikan dari APBN 2025 sebesar Rp 71 triliun. Oleh karena itu, tata kelola pemerintahan yang baik dan pemberantasan korupsi harus menjadi perhatian.

Baca juga:

Duet Prabowo dengan Ahmad Ali-AKA Tingkatkan Pendidikan: Makanan Bergizi, Perlengkapan Sekolah Gratis

Beliau juga menjelaskan beberapa alasan mengapa pemanfaatan teknologi dan manajemen pra kerja tepat untuk diterapkannya program Makan Gratis. Pertama, mengingat skala program yang besar, dengan pembagian makanan gratis lima hingga enam hari dalam seminggu di seluruh Indonesia, maka pelaksanaannya tentu memerlukan persiapan yang matang.

Pemanfaatan ekosistem teknologi dapat dimanfaatkan untuk sistem pelaporan, sebagai wadah umpan balik dan pencegahan praktik korupsi. Kedua, menurut Karania, penerapan model program Kartu Prakerja mampu membuka potensi ekonomi yang dapat dicapai melalui kolaborasi dengan pihak swasta.

“Saat ini, terdapat sekitar 5 juta UMKM di ekosistem ekonomi digital Indonesia yang fokus pada sektor makanan dan minuman (F&B), serta setidaknya 4 juta gigworker, termasuk service driver. untuk naik (ojek online/ojol),” jelasnya.

Ketiga, lanjutnya, memaksimalkan ekosistem teknologi dapat menurunkan kebutuhan modal pemerintah (CAPEX) dan biaya operasional (OPEX). Hal ini juga didukung oleh keterlibatan sektor UKM.

“UKM di sektor makanan dan minuman sudah sehari-hari memasak dan menjalankan usahanya. Dengan bekerja sama dengan mereka, pemerintah tidak perlu membangun dapur pusat (dapur pusat) baru di seluruh negeri, yang bisa sangat menghemat anggaran,” jelasnya.

Karania menyatakan keyakinannya bahwa banyak perusahaan teknologi di Indonesia yang bersedia mendukung program tersebut hanya dengan paket berbayar, tanpa pelacakan keuntungan.

“Saya sudah berbicara dengan beberapa eksekutif perusahaan teknologi di Indonesia, dan hampir semuanya bersedia mendukung program ini,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

Sumber: ANTARA

Halaman selanjutnya



Sumber