Pengakuan jujur ​​​​Kopassus Dunjen tentang misi tersulitnya dan melihat temannya tertembak di kepala

Kamis, 17 Oktober 2024 – 08:36 WIB

Jakarta – Mantan Danjen (Kopassus) Komando Pasukan Khusus Mayjen (Maijen) TNI Ivan Setiawan mengungkap pengalaman paling pahit sepanjang karirnya.

Baca juga:

Dunrem 151/Binaia Brigjen Anton da Silva tegaskan netralitas TNI pada Pilkada Serentak di Maluku

Kisah ini diceritakan Mayjen Ivan Setiawan saat direkrut siniar baru-baru ini di YouTube Deddy Corbusier.

Pria yang kini menjabat Pangdam XII/Tanjungpura ini mengatakan, pengalaman terberatnya adalah saat ditugaskan di Papua.

Baca juga:

Pembentukan pasukan penyelamat Prabowo dan Gibran, 2 komandannya adalah TNI Kopassus Gultors.

VIVA Militer: Danjen Kopassus Mayjen TNI ke-35 Iwan Setiawan

“Yang paling sulit dari segi medan, cuaca, dan transportasi ada di Papua,” kata Mayjen Ivan Setiawan dilihat pada Kamis, 17 Oktober 2024.

Baca juga:

Profil Sugiono, Anak Ideologi Prabowo yang Dipercaya Masuk Kabinet

Ia mengungkapkan, kondisi Papua yang didominasi perbukitan dan pegunungan membuat tugasnya semakin berat saat itu. Selain itu, transportasi juga masih belum sesuai dengan kebutuhan sehingga sulit untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui jalur darat.

“Transportasinya sulit, dari satu kabupaten ke kabupaten lain harus menggunakan pesawat terbang, jadi kalau terjadi sesuatu di lapangan belum bisa serta merta mengungsi, belum bisa serta merta membantu logistik,” ujarnya.

“Pesawatnya ada, cuaca tidak memungkinkan, kami tidak bisa terbang. Meski bisa terbang, bukan berarti bisa mendarat. Serangan amfibi juga rawan gangguan tembakan, lanjutnya.

Mayjen Ivan mengatakan, meski lelah dan stres saat itu, Kopassus dituntut mengambil keputusan cepat dan tepat.

Makanya mereka bilang Kopassus liar dan gila kalau latihan, karena diwajibkan,” ujarnya.

Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan

Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Iwan Setiawan

Foto:

  • VIVA.co.id/Destriadi Yunas Jumasani (Pontianak)

Mayjen Ayvan juga mengatakan, dia menembak kepala rekannya yang juga anggota Kopassus itu saat bertugas. Namun saat itu Ivan tidak takut, malah semakin tertarik untuk menaklukan musuh.

“Itu benar-benar terjadi ketika darah Kopass saya mendidih,” tegas jenderal bintang 2 itu.

“Prajurit copass, arwah corsa, sahabat yang setia dan terlatih keras, jika ada anggota tubuh yang gugur, kita harus membalas kematian anggota kita, meskipun jiwa dan raga kita yang menjadi korban,” ujarnya.

Halaman selanjutnya

“Pesawatnya ada, cuaca tidak memungkinkan, kami tidak bisa terbang. Meski bisa terbang, belum tentu bisa mendarat. Serangan amfibi juga rawan gangguan tembakan, lanjutnya.

Buktinya dari hotel, sebelum meninggal, Liam Payne merusak laptopnya di lobi



Sumber