Kamis, 17 Oktober 2024 – 18:36 WIB
Jakarta – Badan Koordinasi Kementerian Penanaman Modal/Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan Indonesia fokus pada 8 sektor dan 29 komoditas. Hal ini dilakukan agar Indonesia mampu bersaing di kancah dunia.
Baca juga:
Dunia bergantung pada nikel Indonesia, kata Kementerian Investasi
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ikhvan mengatakan pihaknya juga salah satunya peta jalan atau peta jalan untuk 8 sektor dan 29 produk.
“Dari Kementerian Investasi kami menghasilkan yang namanya peta jalan Ikhwan Dalam mengatakan, “Yang terbawah adalah hilir dari 8 sektor dan 28 komoditas yang mana Indonesia sangat kuat.” Wawancara bersama VIVA kutipan: Kamis, 17 Oktober 2024.
Baca juga:
4 Rekomendasi Bahlil untuk Pengurangan Nikel Berkelanjutan di Indonesia
Ikhwan menjelaskan salah satu komoditas yang akan dihilirkan adalah rumput laut. Produk ini nantinya dapat berkontribusi pada industri makanan, kosmetik, dan farmasi.
Baca juga:
Disertasi doktor Bahlil, disertasinya tentang hilirisasi nikel, dibahas
“Dari ketiganya, kita ingin menerapkan teknologi yang mana. Untuk menawarkan produk terbaik di bidang kosmetik, misalnya makanan dan sebagainya,” ujarnya.
Menurut dia, jika barang-barang yang ada bisa dipetakan maka pemerintah akan mengetahui target pasar barang-barang tersebut.
“Kami juga memetakan teknologi yang sudah tersedia di dalam negeri sekaligus melihat gap analysis dengan teknologi terkini untuk melacak efisiensi agar daya saingnya bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ikhwan menjelaskan kementerian teknis dan badan usaha terus berupaya menciptakan ekosistem yang mampu menciptakan daya saing Indonesia.
“Selain itu, kementerian ilmu pengetahuan dan pengusaha turut berkontribusi menghadirkan ekosistem ini di Indonesia. Sehingga kita mempunyai daya saing yang luar biasa untuk mencapainya. Satu hal yang pasti kedekatan dengan sumber daya alam telah memberikan efisiensi yang luar biasa, jika ini” perkenalkan kami lagi jadi saya yakin kita punya kemampuan bersaing,” ujarnya.
Halaman selanjutnya
Sumber: INALUM