CBF 2024, PGN Jamin Ketersediaan Pasokan Gas dan Sinergi Perencanaan Gas Bumi di Sektor Industri

Jumat, 18 Oktober 2024 – 10:01 WIB

VIVA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berupaya memenuhi kebutuhan gas yang terus meningkat bagi seluruh pelanggan, khususnya di sektor industri. Hal ini dilakukan untuk mengedepankan keberlangsungan industri dan tetap mendukung kebijakan pemerintah yang ada.

Baca juga:

PLN sedang mengembangkan ekosistem startup di bidang energi, Dharmavan Prasojo menegaskan

“Dalam beberapa tahun ke depan, gas akan memegang peranan penting seiring dengan perkembangan ekonomi dan strategi NZE. Kita tahu bahwa negara berkembang seperti Indonesia akan berkembang dalam segala aspek seperti industri dan sejenisnya, sehingga ketersediaan listrik ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​2024 pada Customer Business Forum 2024 (CBF 2024).

Melalui forum CBF 2024, PGN menunjukkan keyakinan dan optimisme dalam memaksimalkan eksploitasi gas di Indonesia serta membuktikan komitmennya untuk mengutamakan pelanggan guna memajukan industri.

Baca juga:

Optimalisasi gas bumi diyakini akan menguntungkan pemerintahan Prabowo-Gibran

“Melalui forum ini PGN berharap dapat memberikan manfaat kepada pelanggan secara keseluruhan, karena dari sisi pelanggan tentunya PGN berharap PGN dapat menjamin ketersediaan gas untuk stabilitas industri. Oleh karena itu kedepannya PGN akan membuat forum ini ke Indonesia Timur akan memperluas investasi besar-besaran untuk memasok LNG bersih dari hulu hingga hilir di Indonesia sebagai upaya memastikan gas pelanggan selalu tersedia,” kata Direktur Utama PGN Arief S. Tawa.

Baca juga:

OJK resmi bergabung dalam Global Asia Insurance Partnership (GAIP), berikut keuntungannya

Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan akan gas bumi dan beradaptasi dengan dinamika lingkungan usaha yang terjadi beberapa tahun terakhir, PGN telah melakukan berbagai upaya, termasuk memaksimalkan eksploitasi gas, seperti eksploitasi LNG di Jawa Barat yang telah Pada 60 BBTUD, Pelayanan Gas Bumi Nasional telah mengalami transformasi portofolio yang awalnya didominasi oleh gas pipa, kini melayani 60% dengan gas pipa dan 40% dengan LNG. Ketersediaan gas tentunya akan diupayakan PGN melalui komunikasi aktif dengan regulator dan pemangku kepentingan, termasuk memperkuat pembangunan infrastruktur untuk menjangkau pasar baru.

“Saat ini kebutuhan gas bumi semakin meningkat, sehingga PGN akan terus berupaya untuk memasok gas pipa melalui komunikasi yang intensif dengan pemerintah untuk mengalokasikan gas pipa ke pelanggan industri. Sedangkan sisanya akan dipasok oleh pasokan LNG yang mana berasal dari infrastruktur FSRU di Lampung, Nusantara Regas dan Aceh akan terisi,” kata Ratih Esti Prihatini selaku Direktur Komersial PT PGN Tbk.

PGN juga menggencarkan pembangunan infrastruktur untuk menyalurkan gas bumi dari Sumatera ke Jawa Barat melalui pipa Dumai – Sei Mangke, SSWJ dan Sisem 2.

“PGN agresif mengharapkan serapan gas yang maksimal oleh industri untuk menjaga stabilitas industri, salah satunya adalah LNG. Karena LNG merupakan energi pilihan dan untuk menunjang pasokan energi di tahun-tahun mendatang sesuai dengan perkiraan ketersediaan pasokan di beberapa tahun mendatang. pengembangan kawasan baru yang punya keunggulan di lepas pantai, itu penting,” kata Ratih.

Forum ini juga menjadi ajang diskusi dan komunikasi kedua belah pihak terkait rencana harga gas tahun 2025. Dijelaskan, mekanisme yang digunakan akan tetap sama seperti tahun 2024, yaitu harga pipa gas dan harga gas daur ulang. Tentu saja, harga gas regasifikasi bersifat dinamis, dan dinamika harga LNG diatur sesuai formula yang ditetapkan regulator dan ketentuan ICP. Penerapan harga regasifikasi dinamis berdasarkan formula ICP diharapkan dapat memberikan pelanggan sinyal harga yang tepat dan harga gas yang tetap kompetitif dibandingkan bahan bakar.

“Harga LNG mengikuti Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) yang ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulannya. Jika dilihat dari penerapannya, harga gas cenderung berfluktuasi yang dipengaruhi oleh pasokan dan faktor eksternal. , jadi harga gas bisa rendah atau tinggi, tapi tetap mengacu pada ICP. Ini strategi yang kita terapkan untuk tahun 2025, mengingat ketersediaan LNG lebih unggul dibandingkan gas pipa. “Kami sangat berharap sektor industri bisa terus tumbuh dan berkelanjutan,” tambah Ratih.

Terakhir, beberapa hal yang menjadi komitmen PGN terhadap pelanggan khususnya di sektor industri yaitu PGN selalu berupaya untuk mendukung pasokan gas bumi dalam negeri khususnya sektor industri dengan jumlah pelanggan sekitar 2500 pelanggan pada tahun 2024, dan diperkirakan akan mencapai 2.500 pelanggan pada tahun 2024. dalam beberapa tahun meningkatkan jumlah pelanggan industri menjadi sekitar 2700-2750 orang. Mengingat kebutuhan gas yang terus meningkat, LNG mendukung ketersediaan dan keandalan distribusi gas bumi PGN.

Halaman selanjutnya

PGN juga menggencarkan pembangunan infrastruktur untuk menyalurkan gas bumi dari Sumatera ke Jawa Barat melalui pipa Dumai – Sei Mangke, SSWJ dan Sisem 2.

Hal itu terungkap! Rahasia di balik pesatnya pertumbuhan Fintech di Indonesia



Sumber