Sudah pasang KB tetap tidak bisa? Dokter mengungkapkan alasannya

Jumat, 18 Oktober 2024 – 12:19 WIB

Jakarta – Perencanaan kehamilan merupakan suatu hal yang penting. Ada beragam alasan mengapa seseorang membutuhkan rencana kehamilan, mulai dari alasan finansial, alasan kesiapan penitipan anak, hingga alasan kualitas pengasuhan.

Baca juga:

Wanita yang viral tiba-tiba melahirkan tanpa merasa hamil, jelas anggota

Salah satu hal yang dapat Anda lakukan saat merencanakan kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi. Saat ini alat kontrasepsi atau alat kontrasepsi ada berbagai jenisnya, seperti penggunaan kondom, pil KB, suntik KB, implan KB, atau bahkan IUD. Gulir ke bawah untuk informasi lebih lanjut!

Namun, pernahkah Anda mengalami momen di mana Anda sudah memasang alat kontrasepsi, namun ternyata selama ini Anda “gagal”? Mengapa demikian? Apakah ada kesalahan dalam pemasangan KB?

Baca juga:

Kesha Ratuliu Umumkan Anak Ketiga, Katanya Kehamilannya Kali Ini Sangat Tak Terduga

Ketua Pengurus Persatuan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr. Ade Jubbaeda. S.Keb., Bdn, MM., MKM., menjelaskan petugas medis yang memasang KB terlebih dahulu memastikan pasien tidak hamil.

“Saat ini tugas kita sebagai tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan adalah sebelum kita memasang alat kontrasepsi, kita melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut memastikan ibu tidak hamil. Bagaimana caranya? Kita lakukan pemeriksaan fisik, apakah ada? Ya kita cek dulu,” ujarnya kepada media saat ditemui di Pademangan, Jakarta Utara, 17 Oktober 2024.

Baca juga:

Kiki Saputri baru mengungkap dirinya hamil setelah 4 bulan, ternyata ini alasannya

Lebih lanjut Ade Jubbaeda mengungkapkan, jika dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan, maka bisa dipasang alat anti hamil di tubuh pasien.

“Kalau ada tanda hamil ya jangan dipasang. Makanya sering dikenali ada kehamilan, karena sebelum tes harus benar-benar dipastikan ibu tidak hamil. itu terjadi, jadi kalau kita pasang, sudah jelas (hamil),” ujarnya.

Mengenai jenis alat kontrasepsi yang aman digunakan, Ade Jubbaeda mengungkapkan, tergantung kondisi kesehatan pasien itu sendiri.

“Karena setiap orang punya ciri khasnya masing-masing, makanya harus ada indikasi medisnya. Harus disebut roda yang cocok. Punya roda yang cocok artinya ketika kita memilih apa kemungkinan medisnya, oh cocok atau tidak. ? Kita akan melakukannya lihat lagi” Di sana, menjadi jelas bahwa itu layak untuk digunakan”.

“Oleh karena itu, bidan atau bidan atau tenaga medis itu memberikan informasi tentang apa yang disebut kelayakan medis. Jadi tidak bisa disamakan ya Bu, mana yang pantas? Pemilihan, suntikan, atau sesuai dengan kondisi medis,- sambungnya .

Halaman selanjutnya

“Kalau ada tanda hamil ya jangan dipasang. Makanya sering dikenali ada kehamilan, karena sebelum tes harus benar-benar dipastikan ibu tidak hamil. itu terjadi, jadi kalau kita pasang, sudah jelas (hamil),” ujarnya.

Halaman selanjutnya



Sumber