Hal itu terungkap! Alasan menyelamatkan nyawa Martin usai memadamkan api di Pasar Sisalak

Minggu, 20 Oktober 2024 – 00:02 WIB

depok, viva – Martin Panjaitan, petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Depok yang tewas usai memadamkan api di Pasar Sisalak, kini telah dimakamkan. Tadi malam, korban dibawa ke RS Centra Medica Depok, namun nyawanya tak tertolong.

Baca juga:

Seorang petugas pemadam kebakaran tewas usai memadamkan api di Pasar Sisalak, berikut kronologisnya

Calon Wali Kota Depok Supian Suri menjenguk korban di rumah sakit tadi malam. Ia menyampaikan simpati yang mendalam kepada kerabat dan rekan almarhum.

“Saya diberitahu bahwa salah satu petugas pemadam kebakaran kami meninggal setelah api padam. Saya turut berbela sungkawa dan bersimpati kepada keluarga yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia dalam menjalankan tugas hari ini. Saya juga khawatir. “Bagi saya beliau adalah pahlawan masyarakat yang gugur dalam menjalankan tugas,” ujarnya pada Sabtu, 19 Oktober 2024.

Baca juga:

Langkah Mudah Menghilangkan Korsleting Listrik di Rumah Tanpa Tukang!

Contoh petugas pemadam kebakaran.

Saat melihat korban di IGD RS, Supian mengatakan tidak ada luka di tubuh Martin. Martin diyakini meninggal karena sesak napas setelah memadamkan api.

Baca juga:

Satu orang tewas dalam kebakaran rumah kontrakan di Grogol

“Iya, kondisinya sudah tidak ada lagi, tapi ya, secara fisik dia tidak terlihat seperti terbakar atau apa pun, tapi mungkin penyebab kematiannya adalah sesak napas. “Belum diketahui jenis luka bakarnya apa, tapi kejadiannya belum diketahui, mungkin nanti tim medis akan menjelaskannya,” ujarnya.

Kepala Seksi Penyelamatan DPKP Depok Tesi Haryati mengaku belum mengetahui apakah anak buahnya itu punya riwayat penyakit atau tidak. Selama ini korban dikenal sebagai orang yang pendiam. Almarhum selalu menuruti perintah atasannya.

“Sampai saat ini, dia adalah orang yang pendiam. Saat Martin bertemu dengannya, dia hanya tersenyum. Dia tak ambil pusing, kalau dia member yang baik, tak apalah, kamu boleh bertanya, jangan padaku, karena aku pernah berpapasan dengan Martin, tapi dia orang yang baik, dia tak pernah mengeluh, tak meminta terlalu banyak. Tidak ada TKP atau semacamnya. “A, untung saja perintahnya dipenuhi, dia menuruti perintah.

Korban sedang makan malam bersama teman-temannya. Korban masih terlihat gembira dan tertawa bersama. Kematian Martin membuat seluruh petugas yang bersamanya tadi malam kaget dan tidak percaya.

“Tadi informasi dari Irwan ngomong normal, tidak ada keluhan, dan masih makan ayam masak karena TKP setelah Isya, jadi sekitar jam 19.40 TKP. Saat itu sudah jam tujuh. masih ada barbeque bareng rekan-rekannya dan dia gak ada, dia masih ketawa-ketawa. Jadi kami semua kaget, kami semua kaget banget dan sedih ketemu di TKP, tiba-tiba kejadiannya cuma ada a. Selisih beberapa menit, tiba-tiba beritanya berubah seperti ini,” ujarnya.

Martin meninggal di tempat kejadian. Saat itu, api berhasil dipadamkan oleh 40 petugas dan 10 mobil pemadam kebakaran. Setelah api padam dan mendingin, korban meminta istirahat dan digantikan kru. Korban beristirahat di dalam ambulans bersama temannya.

“Kami tentu terkejut dan sangat sedih atas meninggalnya Martin, bagian dari keluarga besar kami. Martin adalah orang yang kuat, dan TKP ini menurut kami tidak terlalu besar, jadi ini sudah menjadi makanan biasa baginya. “Hanya ketika Tuhan memanggilnya, kami tahu dia sedang beristirahat,” katanya.

Setelah api padam dan mendingin, korban meminta istirahat dan digantikan kru. Korban beristirahat di dalam ambulans bersama temannya.

“Setelah istirahat, saya perintahkan seseorang untuk mengantarnya ke ambulans. Sudah di dalam ambulans, kemacetan total terlihat saat kami sampai di perempatan Jalan Juanda. Nah, Irfan yang ada di dalam ambulans, salah satu anggota Damkar Cimanggis berteriak kepada pengemudi bahwa Martin sudah tidak ada lagi, katanya.

Saat berada di dalam ambulans, korban dan Irfan berbincang. Namun sesampainya di perempatan, korban sudah tertidur. Martin menghembuskan nafas terakhir pada Jumat malam sekitar pukul 21.35 WIB.

“Kemudian badannya terjatuh ke tanah tapi tiba-tiba sekali. Jadi Irfan sendiri yang panik. Jadi dia minta sopirnya mengecek apakah yang bersangkutan masih ada di sana Pak atau semacamnya. Jadi kalau ada detail kematian Martin, saya belum tahu kebenarannya, karena saya tidak menemaninya di ambulans, saya masih di TKP,” tutupnya.

Halaman berikutnya

“Sampai saat ini, dia adalah orang yang pendiam. Saat Martin bertemu dengannya, dia hanya tersenyum. Dia tak ambil pusing, kalau dia member yang baik, tak apalah, kamu boleh bertanya, jangan padaku, karena aku pernah berpapasan dengan Martin, tapi dia orang yang baik, dia tak pernah mengeluh, tak meminta terlalu banyak. Tidak ada TKP atau semacamnya. “A, untung saja perintahnya dipenuhi, dia menuruti perintah.

Tuntaskan sambungan Jabodetabek, Menhub membuka stasiun Pondok Rajeg



Sumber