Percikan ini diyakini dapat mengatasi kesenjangan fasilitas kesehatan di Indonesia

Sabtu, 19 Oktober 2024 – 21:30 WIB

Jakarta – Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa, menghadapi tantangan serius dalam menyediakan layanan kesehatan yang adil bagi seluruh rakyatnya. Meskipun pemerintah telah berupaya keras untuk memperbaiki sistem kesehatan, ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil dan pedesaan, masih menjadi permasalahan utama.

Baca juga:

Pentingnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu hamil di daerah terpencil

Situasi ini diperparah dengan terbatasnya infrastruktur kesehatan, kekurangan tenaga medis, dan rendahnya kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit di banyak daerah. Pindah lagi, oke?

Salah satu penyebab utama ketimpangan akses terhadap kesehatan adalah terbatasnya infrastruktur. Rumah sakit, pusat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seringkali terkonsentrasi di daerah perkotaan, sedangkan daerah terpencil seringkali kurang terlayani. Keterbatasan transportasi juga membuat masyarakat di wilayah tersebut sulit mengakses layanan medis, apalagi mengakses pengobatan spesialis atau layanan medis yang lebih kompleks.

Baca juga:

Penurunan berat badan secara tiba-tiba? Waspadai gejala 3 penyakit berbahaya ini

Selain permasalahan infrastruktur, distribusi tenaga medis juga menjadi masalah serius. Banyak dokter dan tenaga kesehatan lainnya lebih memilih bekerja di kota besar yang kondisinya lebih baik dan gajinya lebih tinggi, sedangkan di daerah terpencil banyak puskesmas yang hanya mempunyai satu atau dua dokter. Artinya masyarakat di daerah tersebut harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.

Baca juga:

Infus analgesik-antipiretik: solusi medis untuk pengobatan nyeri dan demam

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki keadaan ini. Reformasi kesehatan yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan fokus pada peningkatan akses terhadap kesehatan yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin dalam berbagai kesempatan, termasuk pada acara DBS Foundation Festival: Impact Beyond, menekankan pentingnya perluasan akses kesehatan yang mudah, adil, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

DBS Foundation Festival: Impact Beyond yang diselenggarakan baru-baru ini di Urban Forest Sipete hadir sebagai wadah penting untuk membahas isu-isu sosial di Indonesia, termasuk tantangan akses terhadap kesehatan.

“Festival DBS Foundation Bestari merupakan wadah yang mendorong generasi muda untuk lebih peduli, bertumbuh dan meningkatkan dampak positifnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Saya mengucapkan terima kasih kepada DBS Foundation selaku penyelenggara festival ini dan mengajak generasi muda untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. gaya hidup sehat. Saya mengapresiasi skrining faktor risiko penyakit dan mengedukasi masyarakat tentang kesehatan,” kata Budi.

Acara ini juga menekankan pentingnya kerja sama berbagai pihak, termasuk sektor swasta, dalam menghilangkan kesenjangan akses terhadap kesehatan. Melalui diskusi dan pertunjukan, DBS Foundation Festival mengajak peserta untuk berperan aktif dalam menciptakan dampak sosial yang nyata, termasuk di bidang kesehatan. Salah satu poin penting yang diangkat dalam festival ini adalah perlunya tindakan kolektif dan inovasi untuk memastikan akses yang memadai bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah terpencil dan miskin.

“Kami percaya bahwa ‘sparks’ atau percikan kecil yang dilakukan secara konsisten dan bersama-sama akan menciptakan perubahan yang melampaui generasi dan batas negara,” kata Lim Choo Chong, CEO PT Bank DBS Indonesia.

Halaman berikutnya

DBS Foundation Festival: Impact Beyond yang baru-baru ini diselenggarakan di Urban Forest Sipete hadir sebagai wadah penting untuk membahas isu-isu sosial di Indonesia, termasuk tantangan akses terhadap kesehatan.



Sumber