Pesan dr Tirta bagi yang berniat mempunyai anak banyak

Minggu, 20 Oktober 2024 – 04:20 WIB

JakartaBeberapa tahun terakhir, masyarakat di Indonesia memilih untuk tidak memiliki banyak anak. Salah satu isu yang paling banyak dibicarakan adalah biaya membesarkan anak.

Baca juga:

7 Tips Ajak Anak Potong Rambut Agar Tak Bosan

Biaya membesarkan anak saat ini sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Para orang tua rela mengeluarkan uang lebih untuk memastikan anaknya mendapatkan yang terbaik, termasuk dalam hal pendidikan. Pindah.

Dokter Tirtha pun membenarkan hal tersebut, ia mencatat ada satu anak yang memiliki dana sangat tinggi.

Baca juga:

Satu dekade pembangunan pendidikan, semakin efektif dan bermanfaat

“Setiap kali Anda mempunyai banyak anak, pikirkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk seorang anak. “Kamu bukan sekedar mengolok-olok saya, kamu juga memposting konten-konten konyol,” ucapnya mengutip video klip yang diunggah di akun @parenting anak saya.

Baca juga:

Menggabungkan kurikulum nasional dan internasional, sekolah ini berfokus pada pembentukan karakter

Dr Tirtha juga mengungkapkan ketika anak mencapai usia 5 tahun. Biaya yang mereka keluarkan juga tinggi. Ia bahkan menyinggung kesenjangan uang saku antara kelompok kaya dan kelompok rentan secara finansial.

“Nah, setelah umur lima tahun, lain lagi, sekolahnya jutaan, uang sekolahnya jutaan. Biaya makan, sekarang kantongnya ‘Nak, kantong ini Rp 5 ribu’, mereka kasih anakmu Rp 5 ribu, apa yang dapat saya dapat di sekolah dengan Rp 5 ribu? Chilok? – dia bertanya.

Ia menambahkan, “Inilah perbedaan antara orang kaya dan orang miskin.” 2.000 – 3.000 kantong diberikan kepada masyarakat miskin. Apa yang didapat dari 2-3 ribu di sekolah? Chilok? Sementara itu, ada orang kaya yang memberinya uang Rp 30.000 untuk membeli dua siomay telur. “Gizi itu berbeda-beda, jadi orang yang lahir di lingkungan kaya mempunyai hak istimewa untuk menjadi atletis secara alami, dan kita tidak bisa mengubahnya,” katanya.

Tirta mengaku memiliki pola pikir tersebut karena pernah mengalaminya.

“Saya dilahirkan dengan keistimewaan karena saya lahir di keluarga terpelajar. “Ayah saya seorang guru yang bekerja di bank, jadi saya bisa berpikir seperti itu,” ujarnya.

Halaman berikutnya

Ia menambahkan, “Inilah perbedaan antara orang kaya dan orang miskin.” 2.000 – 3.000 kantong diberikan kepada masyarakat miskin. Apa yang didapat dari 2-3 ribu di sekolah? Chilok? Sementara itu, ada orang kaya yang memberinya uang Rp 30.000 untuk membeli dua siomay telur. “Gizi itu berbeda-beda, jadi orang yang lahir di lingkungan kaya mempunyai hak istimewa untuk menjadi atletis secara alami, dan kita tidak bisa mengubahnya,” katanya.



Sumber