Prabowo-Gibran targetkan perekonomian 8 persen, regulasi FCTC kemungkinan akan memberatkan

Minggu, 20 Oktober 2024 – 00:48 WIB

Jakarta – Sejumlah pakar kebijakan publik dan pengacara yakin Kementerian Kesehatanlah yang mengambil keputusan ini Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) dalam Proyek Menteri Kesehatan (Proyek Permenkes), dianggap cacat hukum karena FCTC tidak diakui dan disetujui oleh Indonesia.

Baca juga:

Prabowo-Gibran diminta fokus memerangi kemiskinan dan mengimpor pangan serta listrik

Ketua Dewan Pengurus Pusat Persatuan Pengamat Kebijakan Indonesia (DPP AAKI) Trubus Rahadiansyah menyatakan, dampak dari rancangan Peraturan Menteri Kesehatan yang menetapkan FCTC sebagai acuan pengembangan peraturannya adalah beban tambahan bagi pemerintahan baru Prabowo-Gibran.

Faktanya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintahan baru, termasuk PP 28/2024 yang jauh dari Undang-Undang (UU) Kesehatan yang telah disahkan.

Baca juga:

Sebelum acara pelantikan, Prabowo mengucapkan terima kasih kepada seluruh presiden mulai dari Soekarno hingga Jokowi

“Banyak ketentuan yang bertentangan dengan UU Kesehatan itu sendiri. Padahal, PP Nomor 28 Tahun 2024 tidak boleh melampaui kewenangan UU Kesehatan dan hanya bisa diterjemahkan ke dalam peraturan teknis,” ujarnya. Trubus dalam keterangannya, Sabtu 19 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Trubus menegaskan, peraturan turunan tersebut tidak boleh menambah klausul dan kriteria baru yang tidak ada dalam UU Kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini, kebijakan ketat terhadap industri tembakau yang banyak memberikan kontribusi terhadap eksploitasi tenaga kerja dan perekonomian Indonesia tidaklah tepat.

Baca juga:

Tabel 27 Stasiun KA dialihkan ke Stasiun Jatinegara saat pembukaan jalur Prabowo-Gibran

Ia juga menyarankan pemerintahan baru untuk menjamin perlindungan stabilitas tenaga kerja di Indonesia. Apalagi di tengah deflasi selama lima bulan berturut-turut.

“Pemerintah harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh regulasi industri tembakau. Industri ini harus didukung agar lebih banyak menyerap tenaga kerja untuk menekan laju deflasi. Ini yang harus menjadi fokus pemerintah, khususnya pemerintahan baru.” .

Ia menambahkan, saat ini industri tembakau dibebani dengan lebih dari 480 peraturan yang mencakup standar finansial dan non finansial. Selain itu, banyak dari peraturan tersebut kurang memiliki pengawasan yang tepat atau penegakan hukum yang memadai.

“Hal ini akan semakin memberikan tekanan terhadap industri tembakau legal dan justru meningkatkan peredaran rokok ilegal,” ujarnya.

Halaman berikutnya

Ia menambahkan, saat ini industri tembakau dibebani dengan lebih dari 480 peraturan yang mencakup standar finansial dan non finansial. Selain itu, banyak dari peraturan tersebut kurang memiliki pengawasan yang tepat atau penegakan hukum yang memadai.



Sumber