Denny JA berharap Prabowo menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-13 di dunia pada tahun 2029

Jakarta – Pendiri Indonesia Research Circles (LSI) Denny JA berharap Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menjadikan RI sebagai negara terbesar ke-13 di dunia pada tahun 2029 atau akhir masa jabatannya.

Baca juga:

Jokowi selalu mendoakan kisah Prabowo agar bisa kuatkan Indonesia

“Ini adalah skenario terbaik yang bisa diciptakan oleh Prabowo untuk Indonesia. “Di akhir masa jabatan pertamanya (2029), peringkat perekonomian Indonesia naik tiga peringkat, dari peringkat 16 menjadi peringkat 13 dunia,” kata Denny JA dalam postingan di akun media sosialnya menyambut pelantikan Prabowo sebagai presiden, Minggu,. 20 Oktober 2024.

Bahkan, Denny JA menyebut di akhir masa jabatan keduanya, jika terpilih kembali, Prabowo diperkirakan akan mengangkat Indonesia naik tiga peringkat dari peringkat 13 dunia menjadi peringkat 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2034.

Baca juga:

Sekembalinya ke Solo, Jokowi menyampaikan tujuan dan aspirasi masyarakat Indonesia kepada Prabowo

Denny mendasarkan harapannya pada ramalan lembaga terpercaya seperti Bank Dunia dan McKinsey. Kedua lembaga ini melaporkan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2045-2050.

Di antara negara-negara dengan perekonomian besar, Indonesia akan bergabung dengan Tiongkok, India, dan Amerika Serikat sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun tersebut.

Baca juga:

Anindya Bakri tentang Tujuan Swasembada Pangan di Prabowo: Akan Menumbuhkan Ekonomi Baru

“Indonesia saat ini berada di peringkat 16 perekonomian dunia. Perjalanan naik 12 peringkat dalam 20 tahun ke depan merupakan sebuah pencapaian besar, namun bukan tidak mungkin jika dilakukan dengan strategi yang tepat.”

Denny menjelaskan, jika Indonesia bisa naik dari peringkat 16 dunia (2024) ke peringkat 4 dunia (2045) dalam waktu 20 tahun, berarti rata-rata peringkat Indonesia akan naik 3 peringkat setiap lima tahun.

Meski demikian, Denny JA juga menyoroti dua kendala yang dihadapi Prabowo saat ini, yakni risiko korupsi dan kartu merah laporan demokrasi.

“Korupsi bukan sekedar masalah moral atau etika, tapi penyakit sistemik yang berdampak pada sistem perekonomian.

Menurut Denny JA, Prabowo sendiri sudah mengetahui hal tersebut. Belum lama ini, dia mengatakan kepada parpol pendukungnya agar tidak menunjuk menteri untuk mencari uang dari APBN.

Korupsi ibarat karat yang memakan mesin negara. Ketika dana masyarakat disalahgunakan atau habis, pembangunan infrastruktur terhambat, investasi tidak masuk, dan masyarakat tidak mendapatkan manfaat dari pembangunan ekonomi yang dijanjikan, ujarnya.

Denny JA menjelaskan Transparency International telah membuat indeks. Hasilnya, pada tahun 2014, tingkat persepsi korupsi di Indonesia berada pada peringkat 34 dan peringkat 107. Kemudian pada tahun 2023, indikator ini bertahan di peringkat 34, namun peringkatnya turun menjadi peringkat 115.

Ia mengatakan, “walaupun skornya tidak berubah, namun penurunan rating tersebut menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi harus diperkuat.”

Apalagi kata Denny JA? Economist Intelligence Unit membuat indeks demokrasi yang pada tahun 2014 memberikan skor demokrasi Indonesia sebesar 6,95 dan menempati peringkat ke-49.

Namun pada tahun 2023, skor Indonesia turun dari 56 menjadi 6,53. Artinya indeks demokrasi di Indonesia sedang menurun.

“Lemahnya demokrasi terlihat dari lemahnya institusi checks and balances, seperti melemahnya Partai Rakyat Demokratik dan partai politik,” ujarnya.

Denny JA mengatakan demokrasi yang sehat menjadi landasan penting untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan. Tanpa demokrasi yang kuat, kebijakan ekonomi seringkali dibuat tanpa konsultasi publik yang memadai, sehingga mengakibatkan lemahnya legitimasi dan dukungan terhadap kebijakan.

Oleh karena itu, lanjutnya, perombakan kabinet diperlukan sebagai upaya agar para menterinya bisa bekerja maksimal.

Selain itu, kabinet Prabowo sangat “gemuk”. Kalau penambahan menteri dan wakil menteri bukan sebuah prestasi tambahan, sejak tahun pertama, bahkan enam bulan pertama, reorganisasi kabinet menjadi salah satu pilihan, “ujarnya.

Pidato Presiden Prabowo Subianto pada upacara pelantikan presiden

Pidato Presiden Prabowo Subianto pada upacara pelantikan presiden

Foto:

  • Youtube Sekretariat Presiden

Denny JA menambahkan, perombakan kabinet yang selesai pada 6 bulan hingga 1 tahun pertama harus menjadi langkah awal agar kementerian diisi orang-orang yang kompeten dan jujur.

Jika ada menteri yang tidak bisa mewujudkan visi besar Indonesia, sebaiknya segera diganti. Hal ini akan memberikan sinyal kuat bahwa Prabowo memiliki standar tinggi dalam menciptakan pemerintahan yang efisien dan bersih.

“Ini juga akan menjadi panggilan keras di telinga para menteri dan wakil menteri. Mereka sekarang berada di bawah perintah presiden yang menetapkan standar tinggi agar kapal-kapal Indonesia bisa berlayar cepat.”

Dalam hal itu, kata Denny JA, Prabowo bisa belajar dari Lee Kuan Yew di Singapura. Pada masa pemerintahannya, Lee menerapkan kebijakan anti korupsi yang sangat ketat dan membangun pemerintahan yang bersih dan efisien.

Hal ini menjadi landasan kemajuan Singapura dari negara berkembang menjadi pusat keuangan global. Keberhasilan Lee membuktikan bahwa kepemimpinan yang bersih adalah kunci kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

“Prabovo harus belajar dari pendekatan ini dan memastikan bahwa pemerintahannya tidak hanya fokus pada pembangunan ekonomi tetapi juga pada tata pemerintahan yang baik,” katanya.

Denny JA pun angkat bicara mengenai hasil survei lembaganya. Survei LSI Denny JA Oktober 2024 menunjukkan kinerja puncak Prabowo. Lebih dari 90 persen masyarakat Indonesia menyetujuinya.

Sejak 2009, dalam jajak pendapat LSI Denny JA, Prabowo belum pernah mendapat keuntungan sebesar itu. Kini ekspektasi masyarakat terhadapnya sangat tinggi.

Namun ekspektasi masyarakat yang tinggi bagaikan pedang bermata dua. Hal itu bisa menjadi landasan legitimasi agar Presiden Prabowo berani mengambil kebijakan yang tegas seperti nihil toleransi terhadap korupsi.

Ekspektasi yang tinggi juga bisa berisiko mengecewakan orang lain. Artinya, jika dalam 100 hari pertama, enam bulan pertama, tahun pertama, tidak ada tanda-tanda prestasi membanggakan yang diraih Prabowo, maka harapan tersebut akan segera sirna.

“Jika Prabowo berhasil, maka beliau akan dikenang bukan hanya sebagai presiden, tapi sebagai pemimpin yang membawa Indonesia menuju kebangkitan baru di kancah dunia,” ujarnya.

Halaman berikutnya

Denny menjelaskan, jika Indonesia bisa naik dari peringkat 16 dunia (2024) ke peringkat 4 dunia (2045) dalam waktu 20 tahun, berarti rata-rata peringkat Indonesia akan naik 3 peringkat setiap lima tahun.

Halaman berikutnya



Sumber