Rehmat Pambudi yang sangat populer di Bappenas mengaku sudah lama menjadi penggemar Suharso Monoarfa.

Senin, 21 Oktober 2024 – 17:15 WIB

Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengadakan acara serah terima jabatan dari Suharso Monoarfa kepada Rachmat Pambudi selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas untuk tahun 2024-2029.

Baca juga:

Gaet Wisman, Kemenparekraf dan Bappenas Bentuk Konsep BGCE untuk Industri Pariwisata

Kebijakan pengangkatan Rachmat Pambudi sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia (RI) Nomor 133/P Tahun 2024. Pembentukan kementerian negara dan pengangkatan menteri negara pada Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.

Rachmat, saat merekrut Suharso Monoarfa, juga mengaku sudah lama menjadi “penggemar” citranya sejak masa mahasiswa.

Baca juga:

AS menawarkan bukti perannya dalam mendukung target emas Indonesia pada tahun 2045

“Saya tidak menyangka perjalanan hidup saya akhirnya harus melalui kepemimpinan Pak (Suharso Monoarfa) yang luar biasa,” kata Rachmat di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin.

Baca juga:

Perancang manajemen talenta nasional, Amich Alhumi: Tugas sudah kami selesaikan

Ia mengaku sudah lama mengikuti perjalanan Suharso Monoarfa bukan hanya secara pribadi, melainkan dari segi pemikiran dan pendapatnya. “Bahkan saat dia masih mahasiswa, saya mengikuti perjalanannya. Tapi saya tidak menyangka bisa ada di sini untuk mengenalnya lebih dekat,” ujarnya.

Rachmat juga menceritakan awal mula dirinya dilantik menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas oleh Presiden Prabowo Subianto. Pada 6 Agustus 2024, ia mengaku diundang oleh Prabowo yang langsung mempercayakannya kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas menggantikan Suharso Monoarfa.

Maka dari itu, Rachmat mengaku langsung mempelajari sejarah panjang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, mulai dari masa kemerdekaan hingga masa Presiden ke-7 RI Joko Widodo.

Saat Bappenas masih bernama Badan Perencanaan Negara (1952) dan dipimpin oleh Juanda Kartavidjaja akhirnya berhasil mencatatkan sejarah emas Indonesia dan dunia.

“Tinta emas dunia diketahui tidak hanya dikeluarkan dari catatan Pak Juanda yang merupakan perdana menteri, namun diketahui bahwa setiap Kepala Bappenas, setiap pimpinan Bappenas telah memberikan tinta emas tersebut. tanda yang sebenarnya merupakan bagian dari tinta emas perjuangan kita meraih emas Indonesia, kata Rachmat.

Suharso Monoarfa sekaligus berharap Rachmat Pambudi benar-benar mampu menyusun seluruh rencana pembangunan nasional untuk mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantunya selama menjabat Menteri Luar Negeri. Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

“Terima kasih atas segala dukungan dari petugas parkir hingga eselon I selama saya di Bappenas. Saya mengucapkan terima kasih kepada semuanya, termasuk fotografi, termasuk para presenter acara, termasuk yang memimpin musik kami dengan lagu Indonesia Raya dan Saya. terima kasih kepada semua pihak yang memberi makan dan membersihkan tempat tidur,” kata Suharso.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas nama diri saya dan keluarga saya. Saya minta maaf jika saya tidak bisa mewakili semua orang dengan baik.”

Halaman berikutnya

Saat Bappenas masih bernama Badan Perencanaan Negara (1952) dan dipimpin oleh Juanda Kartavidjaja akhirnya berhasil mencatatkan sejarah emas Indonesia dan dunia.

Halaman berikutnya



Sumber