Setelah Marissa Haque pergi, Ikang Fawzi: Dia masih hidup di hatiku

Senin, 21 Oktober 2024 – 09:40 WIB

Jakarta – Ikang Fawzi, suami mendiang Marissa Haq baru-baru ini menceritakan momen duka atas meninggalnya istrinya.

Baca juga:

Kritik terhadap Ikang Fawzi tidak diterima pengguna, Chiki: Saya hanya punya ayah!

Dalam wawancara eksklusif dengan Maya Estianti di saluran tersebut YouTube MAIA ALELDUL TV, Ikang bercerita tentang kehilangan yang dirasakannya setelah ditinggal istrinya.

Kepergian Marissa terasa begitu mendadak, meski ia selalu menjaga kesehatannya, namun takdir Tuhan tak bisa dihindari.

Baca juga:

Tak terima dengan kritikan netizen terhadap Ikang Fawzi, Chiki Fawzi malah menginjak-injak tubuhnya.

“Kejadiannya mendadak sekali. Kalau settingnya di Lowe Mahfuz, kita tidak bisa menghindarinya.” – kata Ikang dengan nada penuh tekad.

Marissa Hack dikenal sebagai sosok yang tidak suka mengeluh dan selalu mengutamakan kesehatan. Namun kepergian Marissa masih menjadi kejutan bagi Icahn. Yuk lanjutkan browsing artikel selengkapnya di bawah ini.

Baca juga:

Momen Haru Chiki Fawzi merayakan ulang tahun Marissa Hake dan memeluk batu nisan ibunya

Ia mengingat istrinya sebagai orang yang kuat dan tidak ingin membuat keluarganya khawatir dengan pemeriksaan kesehatan.

“Dia orangnya nggak suka mengeluh, nggak suka diperiksa berlebihan. Katanya nanti dia berubah pikiran.” kata Ikang.

Marissa dan Ikang dikenal sebagai pasangan yang saling melengkapi.

Dibalik sifat keras kepala Ikang, Marissa selalu memberikan perhatian khusus, terutama pada hal-hal kecil yang tidak bisa diabaikan dalam kehidupan rumah tangganya.

“Dia benar-benar hebat dalam mengurus rumah ini. Semua pekerjaan interior, mengurus anak-anak, bahkan menyuruh anak-anak untuk menjaga ayah hampir setiap saat ketika ibu tidak ada.” kata Ikang.

Kenangan kecil ini meninggalkan kesan mendalam pada Ikang setelah istrinya tiada.

Ikang juga mengingat sisi religius Marissa. Marissa kerap bercerita tentang akhirat dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang.

Padahal, beberapa bulan sebelum berangkat, Marissa sudah menceritakan rencananya jika dipanggil Yang Maha Kuasa.

Ikang Fawzi dan Marissa Haque

Ikang Fawzi dan Marissa Haque

Katanya kalau aku pergi dulu, kuburkan dia di Thana Kusir, dia sudah cerita semuanya padaku. Ikang ingat.

Marissa meninggalkan bekas yang tak tergantikan di setiap sudut rumahnya. Dari kamar tidur hingga ruang kerja, semuanya menyimpan kenangan indah Marissa.

Ikang mengatakan kamar mereka, tempat keduanya sering berbincang, penuh kenangan.

“Ada barang-barangnya di kamar itu, sekitar 80% barang di kamar itu adalah miliknya. Itu adalah ruangan yang penuh kenangan yang aku habiskan setiap hari bersamanya.” jelas Ikang.

Ikang Fawzi dan sang putri

Ikang Fawzi dan sang putri

Marissa dikenal sebagai dosen yang tegas, disiplin dan berdedikasi. Hal ini juga tercermin dalam kehidupan rumah tangganya.

Ikang menjelaskan, meski disiplin, Marissa tetap berusaha meredakan ketegangan dengan sikapnya yang tenang.

“Kalau dia idealis, aku lebih bebas. Tapi itu yang membuat kami cocok.” katanya.

Kedisiplinan dan perhatian Marissa terhadap detail bahkan diakui oleh Icahn yang sangat ia rindukan setelah kepergiannya.

Marissa tak hanya dikenal sebagai akademisi, namun juga aktif membantu UMKM dan masyarakat.

Ikang menceritakan bagaimana istrinya selalu bekerja habis-habisan sambil membantu orang lain, terutama di bidang pendidikan dan pengembangan usaha kecil.

“Banyak yang sukses dalam membantu orang. Saya belajar banyak darinya tentang kebaikan dan ketulusan.” Ikang berkata dengan bangga.

Meski kini Marissa telah tiada, namun kenangannya akan selalu hidup di hati Ikang dan keluarganya.

“Dia masih hidup di hatiku. Terkadang aku berbicara pada diriku sendiri seolah dia masih ada. Kami sudah bersama selama 38 tahun dan dia adalah segalanya bagiku.” Ikang menutupnya dengan penuh haru, menunjukkan betapa ia sangat mencintai istri yang telah pergi mendahuluinya.

Halaman berikutnya

“Dia orangnya nggak suka keluh kesah, nggak suka banyak bertanya. Katanya nanti dipikir-pikir lagi,” kata Ikang.

Kontroversi PP 28/2024 dan RPMK, APTI: Bukan Mengendalikan, Tapi Membunuh Petani Tembakau



Sumber