Astronot dapat menemukan makanan dari asteroid

Selasa, 22 Oktober 2024 – 09:33 WIB

Jakarta – Astronot bisa mendapatkan makanan dengan menambang asteroid. Kenapa?

Baca juga:

Misteri kepunahan dinosaurus terkuak

Jadi begini. Ilmuwan Australia mengklaim bahwa material dari asteroid dapat dipanen sehingga dapat digunakan untuk menunjang kehidupan astronot selama penerbangan luar angkasa yang jauh.

Eric Pilles, peneliti utama di Institut Penelitian Bumi dan Luar Angkasa Universitas Western Australia, telah menemukan cara untuk menghasilkan biomassa yang dapat digunakan sebagai makanan dengan menggunakan mikroba dan senyawa organik yang ditemukan di asteroid.

Baca juga:

Ledakan nuklir (bisa) menyelamatkan Bumi

Proses yang mereka usulkan memecahkan masalah bagaimana mengemas makanan yang cukup untuk misi masa depan ke wilayah terluar tata surya atau bahkan lebih jauh lagi.

“Untuk mengeksplorasi kedalaman tata surya (lebih jauh), kita perlu mengurangi ketergantungan jalur transmisi pada Bumi,” kata Pilles seperti dikutip situs tersebut. Sains Langsung.

Baca juga:

Pasukan khusus dikirim untuk menghidupkan kembali 2 astronot tersebut

Saat ini, awak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengandalkan misi pasokan dari Bumi, yang mahal dan rumit secara logistik.

Bertani di luar angkasa, meskipun memungkinkan, adalah hal yang rumit. Oleh karena itu, peneliti menyarankan sumber makanan yang lebih lokal yaitu batuan luar angkasa atau asteroid.

Solusinya memerlukan penggunaan panas tinggi untuk memecah senyawa organik yang ditemukan di asteroid dalam lingkungan bebas oksigen, sebuah proses yang dikenal sebagai pirolisis.

Menurut penelitian, hidrokarbon yang dihasilkan dapat diumpankan ke mikroba yang mengonsumsi bahan organik dan menghasilkan biomassa yang memiliki nilai gizi bagi manusia.

Erik Pilles dan para peneliti fokus pada jenis asteroid yang disebut kondrit berkarbon, yang mengandung hingga 10,5 persen air dan sejumlah besar bahan organik.

Termasuk asteroid Bennu yang dikunjungi misi OSIRIS-REx NASA pada 2018 untuk mengumpulkan sampel. Misi ini mengembalikan potongan batuan luar angkasa ke Bumi pada September 2023 untuk studi ilmiah, jelasnya.

Namun, sebelum mengerjakan sampel asteroid yang sebenarnya, penelitian ini memperkirakan potensi hasil pangan yang dapat dihasilkan menggunakan metode yang diusulkan, serta jumlah total asteroid yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah tersebut.

Singkatnya, para peneliti memperkirakan Asteroid Bennu dapat digunakan untuk menghasilkan sekitar 50 hingga 6.550 metrik ton biomassa yang dapat dimakan dengan kalori yang cukup untuk menopang kebutuhan astronot selama 600 hingga 17.000 tahun.

Jumlah minimum hanya didasarkan pada hidrokarbon alifatik yang menjadi makanan, sedangkan jumlah maksimum memerlukan penggunaan seluruh bahan organik yang tidak larut.

Oleh karena itu, penambangan asteroid secara teoritis dapat merevolusi perjalanan ruang angkasa jangka panjang, sehingga astronot dapat mengandalkan makanan lokal daripada membuangnya dalam jumlah besar dari Bumi.

Namun, penelitian lebih lanjut harus melihat bagaimana asteroid ditambang dan diproses selama misi tersebut dan apakah makanan yang dihasilkan cocok dan enak untuk dikonsumsi.

Berdasarkan hasil ini, pendekatan penggunaan karbon di asteroid untuk menyediakan sumber makanan terdistribusi bagi manusia yang mempelajari tata surya tampaknya menjanjikan, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di masa depan, kata Eric Pilles.

Halaman berikutnya

Solusinya memerlukan penggunaan panas tinggi untuk memecah senyawa organik yang ditemukan di asteroid dalam lingkungan bebas oksigen, sebuah proses yang dikenal sebagai pirolisis.



Sumber