Komunitas Sant’Egidio Kedoya mempunyai dapur gratis, serupa dengan program makan gratis.

Selasa, 22 Oktober 2024 – 16:26 WIB

Jakarta – Program pangan bergizi gratis rupanya sudah lama dilaksanakan oleh komunitas Sant’Egidio di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sebuah inisiatif bernama Dapur Gratis menyediakan lebih dari 150 porsi makanan bergizi kepada penduduk setempat setiap minggunya.

Baca juga:

Gibran Ulasan Makan Siang Gratis di SDN 03 Menteng, Lihat Menu

Program ini didasarkan pada upaya menciptakan kesetaraan dalam masyarakat untuk mendorong persaudaraan dan perdamaian yang inklusif.

“Dapur makanan gratis bukan sekedar makanan bergizi gratis. Ini adalah masyarakat inklusif yang memadukan kesetaraan dari latar belakang ekonomi, sosial, dan agama yang berbeda. “Tujuannya untuk menciptakan komunikasi, persaudaraan dan perdamaian antar umat,” kata Koordinator Pelayanan Masyarakat Sant’Egidio Kedoya Daniel Desandica.

Baca juga:

Rhea Risis mengungkap alasan di balik keterlambatan bicara Moana

Dalam program “Sekolah Damai”, anak-anak dari keluarga miskin, seperti anak jalanan, anak dari keluarga yang membuang sampah sembarangan, pekerja harian, bahkan petugas kebersihan, diikutsertakan dalam program tersebut sebelum makan bersama.

Ada sekitar 30-35 anak yang datang ke rumah komunitas Sant’Egidio di Kedoia setiap Minggu sore untuk bersekolah bersama. Mereka dibimbing oleh guru-guru sukarelawan untuk membantu mereka mengembangkan karakter, termasuk yang berkaitan dengan persaudaraan lintas batas, toleransi, dan upaya mencapai perdamaian.

Baca juga:

Kasus diabetes pada anak sedang meningkat, dokter mengungkapkan bahwa jajanan tersebut mungkin menjadi penyebab obesitas dan gagal ginjal

Sementara itu, untuk sekolah resmi, Perkumpulan Sant’Egidio aktif mencari donor dan beasiswa untuk menjamin kesetaraan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin.

“Kami tidak pernah membeda-bedakan kebangsaan, agama atau ras. “Komunitas ini terbuka bagi seluruh anak-anak yang ingin belajar bersama teman dan keluarganya yang ingin merasakan persaudaraan tanpa batas,” kata Daniel.

Pendiri Gerakan Global 5P, Arsjad Rasjid mengatakan, menjembatani bahkan mengakhiri kesenjangan ekonomi, sosial, dan agama merupakan upaya meminimalisir konflik. Apalagi inisiatif masyarakat ini sangat menyentuh akar permasalahan bangsa ini terkait pendidikan, kesehatan, dan toleransi.

“Semangat dan inisiatif komunitas Sant’Egidio harus didukung dan ditiru agar lebih banyak orang yang diajak melakukan hal serupa. “Perdamaian harus selalu dimulai dengan kesetaraan, tidak meninggalkan siapa pun,” katanya.

Sebagaimana diketahui, komunitas Sant’Egidio didirikan oleh Andrea Riccardi di Roma, Italia pada tahun 1968 dan kini tersebar di seluruh dunia. Sant’Egidio adalah komunitas yang terbuka bagi semua orang yang diundang untuk melayani masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Gerakan Global 5P, sebuah inisiatif global di Indonesia yang berfokus pada lima nilai inti (Perdamaian, Kemakmuran, Manusia, Planet, Kemitraan), menjajaki kemungkinan kolaborasi untuk mendukung Masyarakat Sant’Egidio dalam mempromosikan persaudaraan lintas batas. dan lebih luas lagi perdamaian.

Halaman selanjutnya

Pendiri Gerakan Global 5P, Arsjad Rasjid mengatakan, menjembatani bahkan mengakhiri kesenjangan ekonomi, sosial, dan agama merupakan upaya meminimalisir konflik. Apalagi inisiatif masyarakat ini sangat menyentuh akar permasalahan bangsa ini terkait pendidikan, kesehatan, dan toleransi.



Sumber