Selasa, 22 Oktober 2024 – 15:32 WIB
Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahan bakar Biodiesel B50 akan diterapkan pada tahun 2026. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah akan mengurangi kuota ekspor minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca juga:
Mentan Amran bertemu Eric Tahir, membahas isu swasembada pangan dan pupuk bersubsidi
Amran mengatakan, dibutuhkan setidaknya 5,3 juta ton minyak sawit mentah (CPO) untuk memproduksi 50 persen bahan bakar sawit yang dicampur solar. Pemerintah juga menjelaskan saat ini pihaknya berencana memproduksi B50.
“B50 akan kita rancang dulu karena bahannya cukup, kita hanya membutuhkan 5,3 juta ton CPO,” kata Amran kepada wartawan di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
Baca juga:
Menteri Perdagangan Budi Santoso memaparkan target 100 hari kerja
Amran mengatakan, untuk produksi B50, Indonesia sudah memiliki pabrik dan pemerintah tinggal menambah kapasitasnya. Ia juga memastikan pasokan CPO mencukupi untuk memproduksi B50.
Baca juga:
Siapkah pembatasan Pertalite berlaku setelah Presiden dilantik?
“Kita produksi CPO 46 juta ton, sekarang kita pakai 20 juta ton di dalam negeri. Kita ekspor 26 juta ton, kalau dapat 5,3 juta ton bukan berarti tidak ada masalah kan? Karena kita ekspor 26 juta ton.” , jelasnya.
Namun, Amran mengatakan untuk produksi B50, pemerintah akan mengurangi kuota ekspor CPO. “Kita turunkan sesuai kebutuhan di dalam negeri. Kita prioritaskan di dalam negeri,” jelasnya.
Sementara Amron mengatakan, tahun depan pemerintah akan menerapkan B40 atau 40 persen minyak sawit dicampur solar.
“Mulai Januari 2025 B40 (akan diterapkan). Saya harap bisa lebih cepat,” imbuhnya.
Halaman selanjutnya
Namun, Amran mengatakan untuk produksi B50, pemerintah akan mengurangi kuota ekspor CPO. “Kita turunkan sesuai kebutuhan dalam negeri. Kita prioritaskan dalam negeri,” jelasnya.