Banyak Menteri dan Wakil Menteri, Politisi PDIP: Saya harap ini tidak menyulitkan Pak Prabowo untuk berkoordinasi

Rabu, 23 Oktober 2024 – 07:44 WIB

Jakarta – Salah satu peristiwa awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto adalah hadirnya banyak menteri dan wakil menteri di kabinet Merah Putih. Kementeriannya berjumlah 48 kementerian dan beberapa di antaranya dibantu oleh lebih dari satu wakil menteri atau wakil menteri.

Baca juga:

Dengan jumlah wakil menteri sebanyak 3 orang, inilah daftar kementerian dengan wakil menteri terbanyak

Politisi PDIP Andreas Pereira mengatakan dalam beberapa hal ia setuju sejumlah kementerian harus dipecah. Seperti sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Ristek yang kini terbagi menjadi 3 kementerian.

“Ada solusi yang saya anggap perlu. Misalnya saya rekanan di Komisi 10 Kemendikbud-Ristek, kata Andreas, dalam diskusi tvOne, seperti dikutip VIVA Rabu 23 Oktober 2024.

Baca juga:

Banyak menteri dan wakil menteri, kabinet Merah Putih lebih fokus menyelesaikan masalah

Saat masih menjadi anggota komisi, ia mengusulkan untuk memisahkannya seperti Kementerian Kebudayaan yang cakupannya sangat luas. Namun diakuinya, pemekaran sejumlah kementerian berdampak.

“Tetapi dengan solusi yang ada saat ini, saya kira akan ada konsekuensi khusus untuk koordinasi anggaran juga,” ujarnya.

Baca juga:

Penjelasan Yusril atas pernyataan peristiwa 98 bukan merupakan pelanggaran HAM berat

Andreas juga menyoroti kehadiran wakil menteri di Kabinet Merah Putih era Prabowo-Gibran. Pada era pemerintahan sebelumnya, terdapat beberapa menteri yang juga dibantu oleh wakilnya. Andreas mengatakan, peran perwakilan pun tidak bisa menangani banyak hal. Bahkan, seringkali mereka hanya didampingi dan ditugaskan dalam agenda upacara.

“Kalau wakil menteri tidak mendapat perintah langsung dari menteri, tanggung jawabnya tidak banyak.

Apalagi, ada berbagai direktur di birokrasi kementerian yang telah menyelesaikan tugasnya di kementerian. Menurutnya, Presiden Prabowo sulit mengkoordinasikan timnya.

Saya berharap nanti Pak Prabowo sendiri tidak kesulitan untuk berkoordinasi, kata Andreas.

Koordinasi di tingkat eksekutif, kata Andreas, seringkali tidak berjalan. Padahal seharusnya bisa saja, karena tidak seperti DPR RI yang banyak judul dan gagasannya yang bisa berbeda-beda.

Seringkali koordinasi antarkementerian terhambat sehingga diberikan kepada Baleg (Baleg) untuk mempercepat dan sebagainya, ujarnya.

Halaman selanjutnya

“Kalau wakil menteri tidak mendapat perintah langsung dari menteri, tanggung jawabnya tidak banyak.



Sumber