Rabu, 30 Oktober 2024 – 01:16 WIB
Bandung, VIVA – Dokter. Ira Meravati, M.C., dosen Universitas Padjadjaran (UNPAD), mengungkapkan bahwa dosen sebenarnya bisa mengenali skripsi yang dibuat oleh AI (kecerdasan buatan), seperti ChatGPT selama lima detik, sehingga mahasiswa tidak boleh menyontek dosen saat ujian terbimbing atau skripsi.
Baca juga:
Jawaban dosen Unpad terhadap buku hasil ChatGPT yang viral di media sosial
Dosen yang juga aktif berbagi konten edukasi di TikTok ini menjelaskan, setidaknya ada tiga ciri yang membantu dosen membedakan skripsi hasil AI dengan karya tulis asli.
Pertama, jika ada yang menyalin teks dari ChatGPT, teks yang harusnya dicetak tebal disertai tanda bintang. Jadi, tanda bintang ini merupakan indikasi jelas bahwa postingan tersebut dibuat oleh AI.
Baca juga:
Pentingnya perbaikan diri di tengah perubahan yang begitu cepat
“Ciri pertama adalah adanya tanda bintang sebelum dan sesudah kalimat tebal,” ujar Dr. Ira dalam salah satu videonya, Senin (28/10/2024).
Fitur kedua adalah penggunaan kata-kata seperti “penting” dan “tentu saja” yang sering muncul dalam teks yang dihasilkan oleh ChatGPT. Menurut Dr. Ira, kata-kata tersebut merupakan ciri khas ChatGPT yang selalu merespon perintah penggunanya.
Baca juga:
Virus! TikToker ini mengklarifikasi klaim tentang bukunya akibat ChatGPT
“Fitur kedua adalah kata-kata umum ChatGPT yaitu ‘penting’ dan ‘tentu saja’, karena AI selalu cocok (perintah),” imbuhnya.
Kemudian, AI umumnya menyusun teks dalam format yang dimulai dengan memberikan informasi positif yang sesuai dengan harapan pengguna, kemudian poin-poin sesuai petunjuk, dan diakhiri dengan paragraf yang terkesan penuh hikmah.
Ketiga, tulisannya sendiri. Pertama, AI memberikan informasi positif bahwa ia akan melakukan apa yang kita harapkan, lalu poin-poin yang kita minta, dan terakhir ditutup dengan paragraf penuh kebijakan, katanya.
Dosen program studi manajemen komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UNPAD ini menambahkan, penggunaan AI untuk skripsi sebenarnya diperbolehkan asalkan digunakan dengan baik, seperti mencari inspirasi.
“Anda dapat menggunakan ChatGPT untuk mencari inspirasi, menghindari jalan buntu. Namun, tidak-menyalin Ketilek plek begini,” ujarnya.
Sebagai pengajar berpengalaman di Fikom UNPAD, Ira mengaku pernah melihat mahasiswa menulis skripsi menggunakan ChatGPT. Dia segera menegur siswa tersebut tanpa ragu-ragu.
Begitu mereka mengetahui tentang saya dan memarahi saya, – tutupnya.
Halaman selanjutnya
Kemudian, AI umumnya menyusun teks dalam format yang dimulai dengan memberikan informasi positif yang sesuai dengan harapan pengguna, kemudian poin-poin sesuai petunjuk, dan diakhiri dengan paragraf yang terkesan penuh hikmah.