Antara hidup dan mati saat Jenderal Kopass bintang 3 dikepung tombak di hutan Papua

Jumat, 1 November 2024 – 08:10 WIB

Papua, LANGSUNG – Letjen TNI (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan hampir tewas pada tahun 1969 dalam operasi berbahaya di hutan Papua, tepatnya di lereng utara Pegunungan Jayavijaya.

Baca juga:

11 Pati TNI AL bagi Penerbang Angkatan Laut yang Dapat Brevet Kehormatan, Siapa Saja?

Ketika misinya terlaksana, Sintong masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dan merupakan prajurit di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda) yang pada tahun 1985 berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Dalam buku Perjalanan Seorang Prajurit Komando, peristiwa ini terjadi ketika Sintong tergabung dalam kelompok kecil yang diorganisir oleh Panglima Komando Daerah XVII/Cenderawasih (Pangdam), Brigjen Sarwo Edhi Wibowo.

Baca juga:

TNI AL akan diperkuat dengan 2 kapal penjelajah berpeluru kendali jarak jauh yang dibangun di Turki

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan

Selaku komandan tim, Kapten Inf. Faisal Tanjung dan Lettu (Lettu) Inf. Sintong Panjaitan sebagai Perwira Operasional (Pasi).

Baca juga:

Sersan Mayor Cescoau, KSAU menekankan pentingnya transformasi sumber daya manusia TNI AU

Sebuah tim kecil yang ditugaskan di Tim X Valley bertugas mendampingi tim ekspedisi pembuat film dokumenter yang dipimpin oleh sutradara Perancis Pierre-Dominique Gaisot.

Tepatnya pada 2 Oktober 1969, 16 anggota tim Valley X lepas landas dari Bandara Sentani Jayapura pukul 07.30 WIB.

Setelah satu jam penerbangan dari Douglas DC-3 Dakota, seluruh anggota tim termasuk Sintong melompat.

Sayangnya Sintong tidak begitu bertahan hingga saat ini. Ia berada tepat di tengah-tengah perkampungan asli suku X di lembah Kh, begitu kakinya menyentuh tanah, mereka langsung mengepungnya dan menodongkan tombak dan anak panah ke arahnya.

Menurut memoar Sintong, dalam situasi hidup dan mati ini, ia teringat pesan komandannya untuk tidak menembak. Sebab, operasi X Valley merupakan misi kemanusiaan, bukan operasi militer.

VIVA Militer: Sintong Panjaitan, saat masih berpangkat letnan kolonel di TNI

VIVA Militer: Sintong Panjaitan, saat masih berpangkat letnan kolonel di TNI

Saat itu, pria yang kelak menjadi jenderal bintang 3 itu langsung melepas kamuflasenya agar terkesan ramah. Setelahnya, tetua adat Lembah X melemparkan potongan daging babi mentah ke Sintong.

Xintong mengaku tak paham dengan apa yang disampaikan para tetua adat. Namun, di saat yang sama, dia langsung memakan daging babi mentah. Beberapa saat kemudian, masyarakat suku Lembah X merasa bahagia.

Lagipula, babi yang diberikan kepada Sintong adalah simbol persahabatan. Meski dihadapkan pada situasi mencekam, Xintong akhirnya bisa berteman dengan Klan X Valley.

Halaman berikutnya

Setelah satu jam penerbangan dari Douglas DC-3 Dakota, seluruh anggota tim termasuk Sintong melompat.

Halaman berikutnya



Sumber