Bersiaplah, Bagian Ketiga Balas Dendam Iran terhadap Israel

Jumat, 1 November 2024 – 19:10 WIB

VIVA – Perang antara Iran dan Israel terus berlanjut setelah Teheran menegaskan akan membalas dendam terhadap rezim Zionis Benjamin Netanyahu.

Baca juga:

Jenderal KSAD Maruli: TMMD telah mencapai tujuannya pada tahun 2024

Jual beli serangan rudal setelah militer Iran mulai mengebom wilayah Israel, 1 Oktober 2024.

Langkah Iran ini dilatarbelakangi tewasnya Wakil Operasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigadir Jenderal Abbas Nilboshan, yang terjadi akibat serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada 27 Juli 2024.

Baca juga:

Wah… Tak hanya dengan Rusia, TNI juga ingin melakukan latihan tempur bersama Angkatan Laut China

Tentara Israel pun tak tinggal diam, kemudian pada 26 Oktober 2024 membalasnya dengan serangan terhadap sarana dan prasarana Angkatan Bersenjata Iran (Artesh).

VIVA Militer: Dampak Serangan Udara Israel terhadap Iran

Baca juga:

Di tengah panasnya lomba lari 7 km di Bali, Mayor TNI ini menjadi Panglima baru Pasukan Raider 900.

Empat tentara Iran tewas dalam serangan ini. Sementara itu, sejumlah fasilitas militer juga mengalami kerusakan.

Sebelum penyerangan, Netanyahu memberikan pernyataan tegas tentang rencana menyerang Iran.

Saat itu, mantan perwira unit elit Sayeret Matkal membenarkan bahwa Iran akan diserang menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 5 November 2024.

“Respon Republik Islam Iran terhadap rezim Zionis akan sangat menyakitkan,” kata seorang pejabat senior Iran, yang identitasnya dirahasiakan. VIVA militer dari Rusia Hari Ini.

VIVA Militer: Serangan Udara Israel ke Iran

VIVA Militer: Serangan Udara Israel ke Iran

Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, Brigadir Jenderal Ali Fadavi menegaskan, balas dendam terhadap Israel adalah kewajiban yang tidak diperbolehkan.

Fadavi menyatakan bahwa Iran tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk berjalan dengan bebas selama empat dekade sejak serangan yang disengaja terhadap negaranya.

“Selama lebih dari 40 tahun, kami tidak pernah membiarkan serangan tidak terjawab,” kata Fadavi. VIVA militer dari Al Mayadin.

Halaman selanjutnya

Saat itu, mantan perwira unit elit Sayeret Matkal membenarkan bahwa Iran akan diserang menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 5 November 2024.

Halaman selanjutnya



Sumber