Debat Pilkada Depok, Soal Gentrifikasi dan Tari Sadbori Gagalkan Imam-Ririn

Senin, 4 November 2024 – 18:21 WIB

depok, viva – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok menggelar debat perdana Pilkada Depok 2024 pada Minggu, 3 Oktober 2024 di tvOne Studio, Jakarta. Debat pembukaan membahas topik ekonomi pembangunan berkelanjutan.

Baca juga:

1,4 juta surat suara Pilwalkot Tangerang memasuki tahap penyortiran dan pelipatan

Dua pasangan calon (paslon) bertarung di Pilkada Depok 2024. Termasuk Imam Budi Hartono (IBH)-Ririn Farabi dengan nomor urut 01 dan Supian Suri-Chandra Rahmonsah dengan nomor urut 02.

Pada pertemuan pertama, masing-masing pasangan calon memaparkan visi dan misinya. Kemudian menjawab pertanyaan peserta dan saling menanggapi jawaban masing-masing. Dalam sesi tanya jawab, ada satu hal yang menarik perhatian kami, yaitu sang imam tidak memahami pertanyaan Supiyan tentang gentrifikasi.

Baca juga:

DPR meminta aparat mengantisipasi kemungkinan perpecahan pada Pilkada 2024

Pasangan Supian Suri-Chandra Rahmonsah saat pengundian nomor urut

Foto:

  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

“Bagaimana tanggapan pasangan calon nomor urut 01 terhadap gentrifikasi,” kata Supian tentang pasangan calon 01, Senin, 4 November 2024.

Baca juga:

Puluhan Ribu Surat Suara Pilkada Jakarta Rusak, KPU: Ternoda dan Robek

Imam pun mendapat kesempatan untuk mengkonfirmasi pertanyaan tersebut sekali lagi. Setelah itu imam menjawab tentang wanita.

“Apakah ini berarti genderisasi?” Ya, kalau kita bicara seksualisasi, ada perempuan di sisi kita, jadi jelas kita tidak hanya bicara, tapi kita tidak hanya berjanji akan membuat program langsung untuk perempuan,” jawab Imam.

Setelah jawaban Imam Supiyan, beliau mengatakan bahwa maksud pertanyaannya bukanlah apa yang dijawab Imam. Supian juga menjelaskan apa itu gentrifikasi.

“Ini tidak ada hubungannya dengan pasangan 01. Gentrifikasi adalah masalah kota dimana sekelompok orang yang mempunyai kemampuan hadir di tengah masyarakat dan membeli tanah sehingga tanah tersebut menjadi mahal, sehingga masyarakat kita, boleh dikatakan, kelas menengah ke bawah, “Oleh karena itu, pemerintah kota dan pemerintah daerah harus berupaya menjadikan mereka sebagai bagian dari pencari kerja,” kata Supian.

Kemudian calon Wakil Ketua Depok nomor urut 02, Chandra menjawab jawaban pasangan calon 01.

“Iya, tadi saya tadi menunjuk pada gentrifikasi. Saya belum pernah dengar istilah genderifikasi, istilah itu belum pernah saya jumpai, terima kasih,” kata Chandra.

Kemudian, Supiyan bertanya kepada Imam-Ririn tentang fenomena tari Sadbor. Ririn pun menjawab pertanyaan Supian mengenai angka kemiskinan di Depok.

“Jawaban Pasangan Nomor 01 Terhadap Kemiskinan, Dimana Fenomena Tari Sabdor Kini Menyebar di Sukabumi?” tanya Supyan.

Ririn menjawab, pengentasan kemiskinan adalah pekerjaan rumah, namun perlu diketahui informasi bahwa kemiskinan di Kota Depok merupakan yang terendah di Pulau Jawa dan tertinggi keempat secara nasional. Ririn mengaku tidak akan berhenti hanya melanjutkan program KDS plus dan program Kartu Sakti Yatim Piatu Sejahtera serta pemberian modal usaha bagi ibu-ibu.

“Diharapkan dengan ini masyarakat Kota Depok bisa sejahtera dengan memberikan modal untuk mengurangi kemiskinan yang ada,” kata Ririn.

Lebih lanjut Supian menjelaskan, pertanyaannya adalah tentang fenomena sosial, yakni tari Sadbor. Ia juga mengatakan, saat ini angka kemiskinan di Depok sebanyak 61.000 jiwa dan perlu segera diatasi.

“Dari segi teknologi, fenomena Sadbor (viral tari Sadbor di TikTok – Red) menjadi permasalahan tersendiri, bagaimana seharusnya teknologi mengedukasi masyarakat agar tidak menderita seperti yang terjadi di Sukabumi saat tari Sadbor itu terjadi. Masyarakat Kota Depok akan merasakan makna pembangunan sehingga program ini tidak hanya dialami oleh sebagian kecil masyarakat tetapi juga seluruh masyarakat Kota Depok,” ujarnya.

Halaman berikutnya

Setelah jawaban Imam Supiyan, beliau mengatakan bahwa maksud pertanyaannya bukanlah apa yang dijawab Imam. Supian juga menjelaskan apa itu gentrifikasi.

Halaman berikutnya



Sumber