Selasa, 5 November 2024 – 00:10 WIB
Jakarta, VIVA- Mantan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Riziq Shihab memberikan pernyataan tegas terkait operasi 411 hari ini.
Baca juga:
5 Perdebatan Farhat Abbas yang pernah rasis terhadap Ahok hingga Tariq Halilintar
Dalam pesan yang dimuat Mohamed Alatas, Habib Riziek menjelaskan, aksi tersebut bukan bertujuan mempertanyakan dugaan penistaan agama yang dilakukan Suswono, calon wakil gubernur DKI Jakarta (cawagub).
Habib Riziek menegaskan, kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Suswono tidak bisa disamakan dengan kasus serupa yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada tahun 2016.
Baca juga:
FPI hari ini akan menggelar Aksi Reuni 411, akan menggerebek Gedung Negara
“Peringatan! Mohon waspada! Jangan sampai Aksi 411 diserang oleh sekelompok pendukung Ahok dengan dalih penodaan agama dan dalih keadilan, menangani kasus Ahok terhadap Wakil Gubernur Jakarta Suswono atau Partai Keadilan Sejahtera ( PKS). ,” tegas Habib Riziek dalam pesan yang dibacakan Alatas saat aksi di depan Tugu Kuda, Jakarta, Senin, 4 November 2024.
Baca juga:
Sekjen PDIP mengkritik pertemuan Ridvon Kamil dengan Jokowi, ujarnya
Perbedaan Ahok dan Suswono
Dalam keterangannya, Habib Riziq juga menegaskan adanya perbedaan pendapat antara Ahok dan Suswono dalam menyikapi perselisihan tersebut.
Menurut Habib Riziq, Ahok tidak pernah mengakui kesalahannya dalam kasus penodaan agama yang melibatkannya. Ahok baru meminta maaf setelah serangkaian aksi publik berskala besar atau multivolume.
Menurutnya, hal itu menunjukkan perbedaan kasus Ahok dengan dugaan penistaan agama terhadap Suswono. Di sisi lain, Suswono langsung meminta maaf setelah komentarnya menuai kontroversi.
Habib Riziq bahkan mengapresiasi respons cepat Suswono yang menunjukkan tak ada niat menyinggung pihak mana pun.
Suswono hanya keceplosan dan tak sengaja melontarkan kalimat yang menimbulkan kontroversi. Habibi Riziq dalam pesannya mengatakan: “Namun ia segera mengakui kesalahannya, meminta maaf dan berterima kasih kepada ulama yang memarahinya.”
Selain itu, Habib Riziq menegaskan, Operasi 411 kali ini memiliki fokus berbeda, yakni tuntutan keadilan atas tindakan Presiden Joko Widodo dan pemerintahan di bawah kepemimpinannya, termasuk para pejabat yang disebutnya “Fufufafa”.
Dalam acara tersebut, massa membawa berbagai perlengkapan, termasuk poster seruan supremasi hukum. Poster-poster itu bertuliskan “Dalam semangat kebangkitan 411, mari kita patuhi hukum.” Tegakkan hukum tanpa diskriminasi.”
Dia mengingatkan, aksi tersebut tidak boleh dicampuradukkan dengan agenda politik lain terkait Pemilihan Gubernur DKI Jakarta (Pilgub) 2024.
Komentar Habib Riziek itu muncul setelah Suswono dianggap tidak pantas karena komentarnya di acara program kesejahteraan janda di Jakarta.
Terkait hal ini, Suswono menyinggung persoalan “janda kaya” dan menyarankan agar janda kaya menikah dengan anak muda yang belum bekerja.
Dalam usulannya, ia mencontohkan Rasulullah SAW.
“Saya yakin masih banyak janda miskin di Jakarta yang membutuhkan bantuan, tapi apakah pantas jika janda kaya meminta kartu sosial? Saya menyarankan agar janda kaya mau membantu generasi muda yang belum bekerja untuk membantu pernikahannya,” kata Suswono.
Dia menambahkan: “Setuju, ya? Ingat Khadijah kan? Khadijah adalah seorang konglomerat. Siapa yang dinikahi Khadijah? Saat itu Nabi Muhammad SAW masih muda, sekitar 25 tahun, dan belum menjadi nabi. “Ini contoh bagaimana seorang janda kaya bisa membantu pemuda dalam pernikahannya,” kata Suswono yang kemudian mendapat reaksi beragam dari masyarakat.
Halaman berikutnya
Menurut Habib Riziq, Ahok tidak pernah mengakui kesalahannya dalam kasus penodaan agama yang melibatkannya. Ahok baru meminta maaf setelah serangkaian aksi publik berskala besar atau multivolume.