Senin, 4 November 2024 – 21:59 WIB
Jakarta – Pemilihan ketua daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendekati tahap akhir. Berbagai isu mulai tersebar luas, baik di dunia maya maupun di komunitas lokal. Salah satunya adalah isu Pilkada dua putaran di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca juga:
Persepi dihukum di Indonesia karena perbedaan hasil Pilgub Jakarta.
Menyikapi hal tersebut, pemerhati demokrasi dan politik lokal di Sultra sekaligus dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kendari Awaludin Maruf mengatakan, pilkada di Sultra tetap tunduk pada UU Pilkada. Tidak ada perubahan pada tanggal 10 tahun 2016, artinya tetap bulat.
Awalnya, permasalahan ini muncul karena media dan masyarakat tidak mendapat informasi yang sama dari Penyelenggara (KPUD) tentang aturan Pilkada Serentak 2024, padahal seharusnya hal itu menjadi tanggung jawab KPD dan DPR. pesaing dalam perlombaan sosial membuat aturan-aturan ini. Oleh karena itu, berbagai persoalan bisa saja muncul terkait pilkada yang kemungkinan akan terbagi dalam dua putaran.
Baca juga:
JIS Batalkan Lokasi Kampanye Besar Pramono-Rano, Bang Doel: Transportasi Sulit, Kasihan Ibu-Ibu
Jadi kalau ada berita simpang siur soal Pilkada Sultra 2024 yang berpotensi dua periode, berarti masyarakat menganggap aturan pilkada itu sama dengan pilpres, padahal berbeda. .” Dan ini harus menjadi tanggung jawab para kontestan, kelompok kampanye, KPU, Bawaslu dan pemangku kepentingan yang berkepentingan dengan pilkada ini,” kata Awal.
Baca juga:
Bertemu dengan Ridwan Kamil, Uskup Agung menyoroti wajah kumuh Jakarta
Aval menambahkan, ia juga berkali-kali menjelaskan bahwa topik pilkada dua putaran tidak tepat, hanya satu putaran. Dengan aturan pemilihan presiden, kecuali DKI Jakarta.
Menurutnya, masyarakat kurang mau belajar literasi tentang UU Pilkada. Pilkada serentak hanya satu putaran, kecuali DKI Jakarta yang dua putaran, sehingga menjadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan untuk segera menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang aturan pilkada agar tidak terjadi kesimpangsiuran.
Sementara itu, dari empat paslon yang maju di Pilkada Sultra 2024, Awal menilai paslon nomor dua Andi Sumangerukka – Hugua berpeluang besar menang karena secara psikologis lebih baik dibandingkan tiga paslon lainnya yakni Ruksamin yang mereka gemari. – Syafei Kahar, Luqmoni Abunawas – La ode Ida dan Tina Nur Alam – Ihsan Tawfik Ridvan.
Kemungkinannya, dari sisi psikologis ASR akan diuntungkan karena preferensi psikologis ketiga kandidat sama. Sedangkan ASR merupakan bagian pemilih berdasarkan logika psikologis, kata Awal.
Halaman berikutnya
Sementara itu, dari empat paslon yang maju di Pilkada Sultra 2024, Awal menilai paslon nomor dua Andi Sumangerukka – Hugua berpeluang besar menang karena secara psikologis lebih baik dibandingkan tiga paslon lainnya yakni Ruksamin yang mereka gemari. – Syafei Kahar, Luqmoni Abunawas – La ode Ida dan Tina Nur Alam – Ihsan Tawfik Ridvan.