Selasa, 5 November 2024 – 02:06 WIB
Surabaya, LANGSUNG – Debat Pilgub Jatim kedua di Grand City Convex Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 3 November 2024, berlangsung lebih menarik dibandingkan debat calon pertama. Tiap pasangan calon tampil lebih hot dan berkualitas.
Baca juga:
Jokowi Vedangan Bersama Respati-Astrid, Dukung Amandemen Tolak PDIP di Pilkada Tunggal!
Khususnya, serangan langsung Calon Gubernur Jatim Luluk Nur Hamida terhadap Calon Gubernur Jatim Nomor Urut 2 Khofifa Indar Parawansa. “Gaya debat Mbak Luluk tepat dan mengena pada calon petahana [menarik disimak]kata pakar komunikasi politik dari UTM Surokim Abdussalam VIVASenin, 4 November 2024.
Menurut peneliti senior Puslitbang Surabaya itu, cara Luluk menyerang Khofifa merupakan strategi untuk meningkatkan kelangsungan pemilu. Hal ini baik-baik saja dan telah disarankan dalam debat kandidat di Amerika Serikat dimana orang-orang memiliki gaya komunikasi yang rendah.
Baca juga:
Masyarakat harus ingat bahwa Pilkada Sultra hanya ada satu putaran
Namun jika diterapkan di Indonesia yang memiliki basis politik tinggi, termasuk dalam konteks debat Pilgub Jatim, gaya serangan Luluk yang langsung dan terbuka terhadap Hofifa bisa menjadi bumerang jika tidak hati-hati. – Menurut saya teknik pukulan lurus kurang efektif, – kata Surokim.
Baca juga:
Persepi dihukum di Indonesia karena perbedaan hasil Pilgub Jakarta.
Ditambahkannya: “Menurut saya, gaya ini terlalu lugas, kurang persuasif, terlalu kasar dan kurang simpatik. Menurut saya, gaya Bu Luluk lebih dekat dengan memukul dan memukul, dan menurut saya sulit untuk efektif. “
Surokim meyakini ada perbedaan antara memukul dan mencubit. Hal inilah yang perlu dipahami Lulu. “Kita perlu lebih banyak kemasan dan gaya yang lebih empati. Saya kira strategi ini dirancang untuk bisa menyasar pemilih yang cerdas dan mengubah pemilih di perkotaan,” ujarnya.
Secara umum, kata Surokim, debat kedua ini sangat bagus, penuh semangat, intensitas dan kualitas. Debat kedua ini dapat menjadi pendidikan politik dan referensi bagi pemilih di Jawa Timur.
“Setiap pasangan calon menghadirkan perdebatan yang menarik dan panas. Khususnya bagaimana pasangan calon menawarkan solusi baik di tingkat kebijakan maupun di tingkat operasional dalam jangka pendek dan jangka panjang,” kata Surokim.
Selain Luluk dan Khofifa, Surokim menilai Kawagubi Nomor 2 Jawa Timur Emil Dardak dan Jawa Timur Nomor 3 Zahrul Azhar Asumta diunggulkan untuk mengimbangi ritme pertandingan. “Mereka berempat sangat impresif dalam penampilannya kali ini,” ucapnya.
“Saya ingatkan kepada seluruh paslon pada pertemuan berikutnya, agar lebih memperkuat kebijakan-kebijakan strategis agar lebih stabil di tingkat operasional. Tidak hanya membangun best practice, tapi juga memperkuat praktik ke depan sehingga pasangan calon mampu menunjukkan visi kepemimpinan sosial yang progresif dan visioner.
Halaman berikutnya
Secara umum, kata Surokim, debat kedua ini sangat bagus, penuh semangat, intensitas dan kualitas. Debat kedua ini dapat menjadi pendidikan politik dan referensi bagi pemilih di Jawa Timur.